Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Desakan Reshuffle 'Tendang' Menteri NasDem Muncul Setelah Deklarasi Anies Baswedan, Surya Paloh: Saya Tak Pernah Dengar dari Presiden...

        Desakan Reshuffle 'Tendang' Menteri NasDem Muncul Setelah Deklarasi Anies Baswedan, Surya Paloh: Saya Tak Pernah Dengar dari Presiden... Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Keberanian NasDem yang mendeklarasikan Anies Baswedan jadi capres mendapat sorotan. Bukannya tanpa alasan, NasDem yang selama dua periode jadi pendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) justru mendukung Anies yang notabene berada di kubu oposisi.

        Mengenai perkembangan yang ada, Surya Paloh menyebut Jokowi tidak pernah berbicara macam-macam seperti menyebut Nasdem melanggar etika politik sebagai partai pemerintah. 

        Ketua Umum NasDem itu mengatakan saat menjawab pertanyaan wartawan soal kemungkinan Jokowi merasa parpol yang berdiri pada 2011 itu melanggar etika politik. 

        "Enggak pernah saya dengar itu dari Presiden, NasDem melanggar etika," ucap Paloh di Jakarta Pusat, Rabu (25/10). 

        Baca Juga: Surya Paloh Mohon Simak Baik-baik! Masih Main Aman dalam Mendukung Anies Baswedan, Pesan Rocky Gerung Nggak Main-main: NasDem Salah Baca!

        Pendiri Media Group itu mengaku bakal menghadap kepada Jokowi secara langsung seandainya kepala negara menyebut NasDem melanggar etika politik sebagai parpol koalisi pemerintahan.

        "Kalau presiden mengatakan NasDem melanggar etika, saya pasti akan datang menemui," ujar Paloh. 

        Dia meyakini Jokowi tidak akan me-reshuffle menteri hanya untuk mengeluarkan NasDem dari pemerintahan. 

        Menurut Paloh, Jokowi memahami arti keberadaan NasDem, sehingga kepala negara tidak akan me-reshuffe kabinet untuk mendepak parpol yang identik dengan Restorasi Indonesia itu. 

        "Presiden Jokowi yang saya kenal, tentu memahami juga, apa arti keberadaan NasDem bersama beliau (Jokowi, red)," ucap dia.

        Baca Juga: Halo Golkar… Kalau Airlangga Nggak Jadi Nyapres, Jangan Pilih Ganjar Pranowo, Mending Anies Baswedan Aja! Refly Harun: Untungnya Jauh!

        Namun, Paloh tetap menghargai hak yang dimiliki Jokowi sebagai Presiden RI untuk melakukan reshuffe kabinet dan tidak mau mengintervensi hal tersebut. 

        "Kalau misalnya masih dianggap, tetap diperlukan, saya menghargai, tetapi kalau misalnya dianggap, ah, NasDem ini enggak ada gunanya lagi, nih, saya suruh pinggir saja. Artinya, kami akan menghormati itu," tegas alumnus Universitas Islam Sumatra Utara itu. (ast/jpnn) 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: