Jokowi Diisukan Ingin Lengserkan Megawati di PDIP, Pengamat: Hanya Gimik Politik
Menanggapi isu perebutan kursi Ketua Umum PDIP yang menyangkut nama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional Adib Miftahul menilai hal tersebut hanya gimik politik yang dilakukan internal partai PDIP.
Menurutnya, isu tersebut berkembang untuk mendongkrak reputasi politik PDIP menjelang kontestasi politik di 2024 mendatang. Pasalnya, kata Adib, ketika PDIP mampu menyelesaikan krisis-krisis tersebut, reputasi partai akan membaik.
"Ketika PDIP bisa mengelola krisis-krisis politik ini, akhirnya yang dapat diuntungkan adalah PDIP itu sendiri, yaitu reputasi politik yang baik," kata Adib saat dihubungi Warta Ekonomi, Senin (31/10/2022).
"Semakin diperbincangkan PDIP dengan berbagai krisisnya, saya yakin mereka akan me-maintance, bisa menyelesaikan krisis yang sekarang terjadi; perseteruan Puan, sekarang Ganjar disanksi, isu soal Jokowi mengambil kursi ketum, ini kan krisis internal PDIP, tetapi saya yakin 100 persen bisa diselesaikan oleh PDIP karena mereka ingin dapat reputasi yang baik," jelasnya.
Lebih lanjut, Adib meyakini bahwa tidak ada krisis di badan internal PDIP. Pasalnya, kata Adib, militansi kader PDIP terkenal kuat.
"Nggak bakalan ada itu soal disharmonisasi, penumpang gelap, itu nggak ada. Militansi PDIP itu terkenal kuat," katanya.
Adib menilai, tidak mungkin ada perebutan kursi Ketua Umum PDIP dari Megawati Soekarnoputri. Sebab, kata Adib, sosok Jokowi merupakan anak emas PDIP.
"Menurut saya tidak ada itu yang namanya Jokowi ingin merebut PDIP. Jokowi meminta kepada Bu Mega pasti dikasih. Karena Jokowi itu anak emas PDIP," jelasnya.
Sebelumnya, Politikus PDIP sekaligus Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menurunkan bahwa ada penumpang gelap yang sengaja mengadu-domba internal partai dengan manaikkan isu perebutan kursi Ketua Umum antara Jokowi dan Megawati.
"Saya meminta semua mewaspadai adanya penumpang gelap yang ingin menciptakan disharmoni hubungan di tubuh PDIP. Agar siapa pun tidak membuat gerakan yang merusak nama baik seseorang," kata Ganjar sebagaimana dikutip dari Antara, Minggu (30/10/2022).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Hidayat
Editor: Ayu Almas