Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kejar Target Nol Emisi, Pertamina Perkuat Kerja Sama dengan ExxonMobil

        Kejar Target Nol Emisi, Pertamina Perkuat Kerja Sama dengan ExxonMobil Kredit Foto: Pertamina
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Pertamina (Persero) menggandeng ExxonMobil dalam pengembangan bisnis Carbon Capture and Storage (CCS) serta upaya dekarbonisasi di Indonesia. 

        Hal tersebut tak terlepas dari penemuan daripada  potensi karbon dioksida (CO2) dengan kapasitas hingga 1 miliar ton yang ditemukan di lapangan migas Pertamina. Kapasitas CO2 besar ini bisa untuk menyimpan secara permanen CO2 emisi seluruh Indonesia pada rata-rata saat ini, hingga 16 tahun ke depan.

        Kerja sama Pertamina dengan Exxon dilakukan melalui studi bersama untuk melihat potensi penyimpanan CO2 di formasi saline di wilayah kerja Pertamina. Selain itu, Pertamina juga sedang melakukan studi bagaimana upaya dan inisiatif dekarbonisasi salah satunya melalui CCS yang diharapkan mampu memberikan sumbangsih pada aspek energy security.

        Baca Juga: PLN Gandeng JBIC Kerja Sama Investasi Transisi Energi

        Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Pemerintah Indonesia sedang berupaya mengembangkan regulasi yang mendukung CCS dan memulai pembahasan dengan Pemerintah di wilayah lain.

        "Kesepakatan bersama ini merupakan landasan yang kokoh bagi Indonesia untuk secara mencapai target nol bersih Indonesia pada tahun 2060 atau lebih cepat,” ujar Luhut dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (14/11/2022).

        Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan kerja sama pengembangan CCS dan dekarbonisasi sejalan dengan upaya Pertamina mendukung program Pemerintah untuk mempercepat transisi energi dan target penurunan emisi sebesar 29 persen pada tahun 2030. 

        "Salah satu lapangan terpilih ini miliki kapasitas yang sangat besar untuk menyimpan karbon dioksida. Implementasi teknologi tersebut akan memprioritaskan sumber daya di ranah domestik, pembukaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan bagi negara,” ujar Nicke. 

        Nicke menegaskan, cara cepat pengembangan transisi energi baru terbarukan dan dekarbonisasi di Indonesia adalah melalui partnership. Hal ini untuk menjawab tiga tantangan global sekaligus yaitu teknologi, finance, dan human capital.

        Penerapan teknologi CCS, imbuh Nicke, diharapkan akan berperan penting dalam menurunkan gas rumah kaca di atmosfer, yang berkontribusi terhadap pemanasan global, perubahan iklim, pengasaman laut, dan hilangnya keanekaragaman hayati.

        “Pengembangan teknologi CCS memiliki dampak ganda, selain mengurangi emisi sekaligus meningkatkan produksi migas nasional,” ujarnya. 

        Secara total, Pertamina tengah menggarap enam proyek CCS/CCUS dengan menyeleksi lapangan-lapangan yang dapat digunakan sebagai tempat injeksi CO2. Keenam lahan potensial tersebut berada di berbagai wilayah lepas pantai dari Sumatera, Jawa, Kalimantan dan  Sulawesi. 

        “Pengembangan teknologi CCS sejalan dengan komitmen Pertamina untuk menerapkan Environmental, Social, & Governance (ESG)di semua lini bisnis perusahaan, untuk mendorong keberlanjutan bisnis di masa depan,” ungkapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Djati Waluyo
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: