Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tawarkan ke Prabowo Subianto Jadi Wakilnya Anies Baswedan Dianggap Tidak Etis, Ternyata Karena Ini….

        Tawarkan ke Prabowo Subianto Jadi Wakilnya Anies Baswedan Dianggap Tidak Etis, Ternyata Karena Ini…. Kredit Foto: Antara/Nova Wahyudi/
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sebelumnya, Wakil Ketum Partai Nasdem, Ahmad Ali, mengungkapkan harapannya agar Gerindra bergabung dalam Koalisi Perubahan yang diusung partainya bersama Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

        Menurut dia, apabila Gerindra bergabung maka tidak menutup kemungkinan Prabowo menjadi cawapres mendampingi bakal capres Partai Nasdem, Anies Baswedan.

        Wacana yang meminta Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, menjadi calon wakil presiden mendampingi Anies Baswedan pun ditanggapi oleh Wakil Ketua Umum Partai Perindo, Boyke Novrizon.

        Baca Juga: Dikabarkan Ingin Rujuk, Pengamat Sebut Cinta Lama PKS dan Gerindra Sulit Bersatu Kembali

        "Tidak etis, masak Waketum Nasdem Pak Ahmad Ali meminta Pak Probowo Subianto selaku ketua umum Gerindra untuk menjadi pendamping Anies sebagai cawapres," kata Boyke dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (6/12/2022).

        Dia menilai bahwa pernyataan Ahmad Ali tersebut tidak etis karena daya tawar politik yang dimiliki Nasdem dan Gerindra sangat berbeda. Menurut Boyke, hasil Pemilu 2019 menunjukkan bahwa Gerindra meraih 17,5 juta suara sedangkan Nasdem hanya 12,6 juta.

        Boyke mengatakan, wacana tersebut ibarat mengajarkan ikan berenang di air yang bening karena publik tahu elektabilitas Prabowo lebih tinggi dibandingkan Anies berdasarkan sejumlah hasil survei.

        "Publik tahu bahwa elektoral Prabowo jauh lebih tinggi dari Anies dan beliau merupakan pemimpin Partai Gerindra yang mesin partainya solid," ujarnya.

        Baca Juga: Nasdem Berharap Gerindra Bisa Gabung Koalisi, Tapi Mimpi Prabowo Subianto Jadi Presiden Harus Dikubur Dalam-dalam

        Boyke menambahkan, Partai Gerindra sendiri memiliki modal ambang batas untuk mengajukan pasangan capres-cawapres atau presidensial threshold. 

        Oleh karena itu, Prabowo lebih tepat menjadi capres, bukan sebagai cawapres dalam kontestasi Pilpres 2024.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

        Bagikan Artikel: