Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Geger Elon Musk Bikin Voting: Apakah Saya Harus Mundur sebagai Kepala Twitter? Jawabannya...

        Geger Elon Musk Bikin Voting: Apakah Saya Harus Mundur sebagai Kepala Twitter? Jawabannya... Kredit Foto: Antara/REUTERS/Hannibal Hanschke
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemilik dan CEO baru Twitter, Elon Musk, memposting sebuah voting informal dari pengguna platform media sosial tersebut pada hari Minggu dengan menanyakan apakah dia harus mundur sebagai kepala perusahaan.

        Satu hari setelahnya, jajak pendapat berakhir dengan mayoritas responden (57,5%) meminta miliarder tersebut untuk meninggalkan jabatannya. Lebih dari 17 juta pengguna telah memilih pada saat jajak pendapat ditutup.

        Melansir CNBC International di Jakarta, Selasa (20/12/22) Musk mengaku akan mematuhi hasil polling tersebut. Tidak jelas apakah dia benar-benar akan melakukannya atau tidak.

        Baca Juga: Elon Musk Tinggal Meratapi Nasib, Valuasi Tesla Anjlok Senilai Harga 5x Valuasi Netflix!

        Pada waktu yang sama, saham Tesla ditutup turun kurang dari 1% pada hari Senin.

        Di pengadilan pada bulan November, Musk berkata, "Saya berharap untuk mengurangi waktu saya di Twitter dan mencari orang lain untuk menjalankan Twitter dari waktu ke waktu."

        Namun, pada hari Minggu, dia menulis dalam sebuah tweet bahwa tidak ada kemungkinan penggantinya di perusahaan media sosial tersebut.

        “Pertanyaannya bukanlah menemukan CEO, pertanyaannya adalah menemukan CEO yang dapat membuat Twitter tetap hidup,” tulisnya.

        Menanggapi pengguna lain yang berspekulasi bahwa Musk telah memilih penggantinya, miliarder itu berkata: “Tidak ada yang menginginkan pekerjaan yang benar-benar dapat membuat Twitter tetap hidup. Tidak ada penerus.”

        Voting di Twitter adalah jajak pendapat informal dan tidak sebanding dengan penelitian opini publik profesional. Bot jahat atau akun yang tidak autentik juga dapat mendaftarkan respons ke jajak pendapat Twitter.

        Polling ini mengikuti reaksi online setelah sang "Chief Twit" membuat perubahan mendadak pada kebijakan yang memengaruhi pengguna Twitter dalam seminggu terakhir.

        Beberapa hari sebelumnya, Twitter membuat perubahan pada kebijakannya tentang "doxxing", yang sekarang didefinisikan oleh perusahaan sebagai "membagikan informasi pribadi seseorang secara online tanpa izin mereka". Kebijakan baru melarang pengguna berbagi informasi lokasi langsung, alamat rumah, informasi kontak, atau informasi lokasi fisik orang lain, tetapi telah membuat banyak orang bingung mengenai informasi apa yang melewati batas Twitter.

        Perubahan kebijakan Musk digunakan sebagai pembenaran untuk menangguhkan akun Twitter sejumlah jurnalis, komentator, dan orang lain yang berbasis di AS yang mengkritik CEO atau perusahaannya. Beberapa akun dipulihkan beberapa hari kemudian, tetapi tidak semua.

        Penangguhan tersebut menandai babak terbaru dari pengambilalihan Twitter oleh Musk. Kepemimpinan Musk telah mengakibatkan pengurangan staf besar-besaran, lonjakan pidato kebencian ras, pengiklan melarikan diri atau memangkas pengeluaran mereka di platform, serta pemulihan akun yang sebelumnya dilarang.

        Musk mengklaim bahwa penggunaan Twitter telah mencapai titik tertinggi sejak dia mengambil alih, dan tayangan ujaran kebencian telah turun.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: