Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jokowi Takut Disalahkan, PKS Kasih Balasan: Kalau Nggak Intervensi, Ya Santai Saja...

        Jokowi Takut Disalahkan, PKS Kasih Balasan: Kalau Nggak Intervensi, Ya Santai Saja... Kredit Foto: Andi Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Muhammad Kholid, menyebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak perlu khawatir akan dikambinghitamkan seandainya ada koalisi yang gagal dideklarasikan.

        Kholid menilai, Jokowi mestinya bisa tenang jika memang tidak ada intervensi dalam penentuan koalisi suatu partai politik dan pencalonan presiden di kontestasi politik 2024 nanti. Hal tersebut dia ungkap sebagai respons atas pernyataan Jokowi yang mengaku khawatir dikambinghitamkan seandainya ada rencana koalisi yang gagal dideklarasikan.

        Baca Juga: Presiden Jokowi Sebut Dirinya Takut Disalahkan Lagi Kalau Ada Partai yang Gagal Berkoalisi: Semua Karena Istana!

        "Presiden tidak perlu takut atau khawatir dengan hal tersebut kalau memang beliau tidak ikut intervensi dalam proses penentuan koalisi pilpres ya santai saja," kata Kholid saat dihubungi, Kamis (22/12/2022).

        Dia menilai, jika Jokowi terus-menerus ikut campur dalam koalisi maupun pencapresan, hal tersebut yang membuka ruang munculnya rumor intervensi Istana. Kholid menilai hal tersebut tidak baik untuk Jokowi sebagai pemimpin bangsa.

        Dia juga menegaskan, konstitusi mengamanatkan bahwa partai politik memili hak dan wewenang untuk mencalonkan presiden dan wakil presiden. Oleh sebab itu, dia menilai wajar jika pencapresan didominasi pimpinan partai.

        "Kalau presiden sibuk ikut urusan pencapresan, akan membuka ruang spekulasi publik terkait rumor adanya intervensi, itu jadi tidak baik buat demokrasi kita," kata Kholid.

        "Desain konstitusi juga mengamanatkan partai politik yang punya hak dan wewenang dalam mencalonkan presiden dan wakil presiden. Jadi, sudah sewajarnya pencapresan menjadi domain pimpinam partai," tambahnya.

        Lebih lanjut, Kholid juga meminta Jokowi untuk fokus pada masa-masa terakhirnya sebagai presiden tanpa perlu memusingkan persoalan pencapresan partai politik.

        "Memang baiknya, presiden fokus menjalankan perannya sebagai Kepala Negara dan kepala pemerintahan, tidak perlu disibukan urusan pencapresan," katanya.

        Sebagaimana diketahui, Jokowi mengaku khawatir pada salah satu wacana koalisi. Kekhawatiran Jokowi bukan didasarkan pada dukungannya pada rencana tersebut, melainkan implikasi negatif yang akan dia terima saat koalisi tersebut urung disahkan.

        Baca Juga: Presiden Jokowi Sebut Partai Hanura yang Paling ‘Enak’ Diajak Berkoalisi, OSO: Kami Dukung Hingga Akhir!

        Pasalnya, dia mengakui bahwa Istana menjadi objek yang paling mudah dikambinghitamkan oleh aktivitas politik tertentu. Padahal, dia juga mengaku tidak mengetahui persis koalisi tersebut.

        "Gagal koalisi nanti yang dituduh istana lagi. Istana, ini istana. Padahal kita juga nggak ngerti koalisi antar partai yang ketemu. Tapi yang paling enak itu memang mengambinghitamkan, menuduh presiden, istana, Jokowi. Paling enak itu," kata Jokowi dalam sambutannya di HUT Partai Hanura ke-16 di Jakarta Convention Center, Rabu (21/12/2022).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Andi Hidayat
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: