Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        2 Menteri NasDem Disebut Perlu Evaluasi Usai Jokowi Singgung Reshuffle, Irma Chaniago: Sebaiknya Saiful Djarot Jangan Asal Bunyi!

        2 Menteri NasDem Disebut Perlu Evaluasi Usai Jokowi Singgung Reshuffle, Irma Chaniago: Sebaiknya Saiful Djarot Jangan Asal Bunyi! Kredit Foto: Republika
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menanggapi pernyataan Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat soal kinerja para menteri yang berasal dari Partai NasDem, Irma Suryani Chaniago selaku anak buah Surya Paloh tak tinggal diam. Apalagi, komentar ini dilontarkan di tengah isu reshuffle yang kabarnya bakal dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

        Irma meminta Djarot tidak asal bicara terkait kinerja dua menteri NasDem, yaitu Menteri Kehutanan Siti Nurbaya, dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Ia pun mengingatkan kedua menteri itu punya segudang prestasi bagi Indonesia.

        Baca Juga: Jokowi Sinyalkan Adanya Reshuffle Kabinet, Gus Choi: NasDem Siap Hadapi Segala Situasi

        "Reshuffle adalah hak prerogatif Presiden. Sebaiknya Saiful Djarot jangan asal bunyi. Karena faktanya, dua menteri Nasdem yang dia minta dievaluasi adalah menteri-menteri yang punya prestasi," kata Irma kepada wartawan, Sabtu (24/12/2022).

        Dijelaskan Irma, Kementerian Kehutanan di masa Siti Nurbaya mampu menekan angka kebakaran hutan. Dampaknya, kualitas udara jauh lebih baik. Selain itu, penanaman mangrove pun semakin masif dilakukan dalam rangka mencegah abrasi.

        "Lalu, coba lihat bagaimana beliau membagi dengan sangat baik mana hutan tanaman industri, hutan tanaman rakyat, dan mana yang hutan lindung dengan tegas dan jelas," tegasnya.

        Siti Nurbaya juga disebut Irma telah melakukan kinerja yang sangat baik di mana ia mengenakan sanksi-sanksi yang sangat tegas untuk pelanggar ketentuan pemerintah terkait penggunaan lahan.

        Sebanyak jutaan hektare hutan yang selama ini lepas ke tangan orang-orang yang hanya menguntungkan oknum-oknum tertentu kini dapat dikelola dengan baik oleh pemerintah.

        Baca Juga: Hitung-hitungan Pengamat Soal Jokowi Copot Menteri dari NasDem, Jangan Diremehin Ya

        Sementara itu, Syahrul Yasin Limpo dinilai Irma mampu menjaga nilai pertanian di masa pandemi Covid-19.

        "Mana ada kementerian yang tumbuh di era pandemi kecuali Kementerian Pertanian," imbuh Irma.

        Irma juga meminta Djarot untuk melihat data mengenai impor beras. Hal ini dikarenakan selama ini Syahrul selalu menegaskan bahwa Indonesia tidak perlu impor karena stok beras di petani sudah cukup.

        Sebelumnya, Djarot meminta agar dua menteri dari Nasdem untuk bisa dievaluasi.

        Baca Juga: Reshuffle Menguat, NasDem Segera Out? Mengutip Istilah PDIP: Saatnya Cabut 'Duri dalam Daging' di Kabinet

        "Mentan dievaluasi, Menhut dievaluasi … semua menteri juga dievaluasi … supaya ada satu darah baru yang segar, mendukung penuh kebijakan Pak Jokowi, untuk menuntaskan janji kampanye sebelumnya," kata Djarot kepada wartawan, Jumat (23/12/2022).

        Memang, kata dia, reshuffle merupakan hak prerogratif Presiden Jokowi. Menurutnya, menjelang berakhir masa jabatan perlu juga adanya evaluasi.

        "Kalau reshuffle urusan Pak Jokowi untuk bisa mengevaluasi. Evaluasi kinerja seluruh menteri, apalagi menjelang berakhir masa jabatan presiden. Sehingga program-program yang sudah dicanangkan oleh pak Jokowi itu betul-betul bisa tercapai. Sudah waktunya dievaluasi," tuturnya.

        Ia lantas memberikan contoh hal-hal yang perlu dilakukan evaluasi di dalam pemerintah. Salah satunya, Djarot menyoroti soal swasembada beras di mana, ternyata, impor beras masih terjadi.

        Baca Juga: Dengar Kabar 'Banyak Menteri' Kena Reshuffle, Politikus PKB: Siapa Saja? Hanya Tuhan dan Jokowi yang Tahu

        Djarot menantang pemerintah dalam hal ini Kementan untuk berani membuka data yang sebenarnya. Ia meyakini jika data disatukan dan dibuka, impor beras sebenarnya tak perlu terjadi.

        "Coba buka, satukan, perlu enggak kita impor, katanya masih cukup, yang paling penting bagi kita adalah harga berasnya stabil, dan petani nya bisa untung, ini semua perlu di evaluasi," pungkasnya. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: