Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Warganet Tanggapi Kecaman Natalius Pigai pada Kedatangan Jokowi di Dalam Gereja: Presiden RI Milik Semua Rakyat

        Warganet Tanggapi Kecaman Natalius Pigai pada Kedatangan Jokowi di Dalam Gereja: Presiden RI Milik Semua Rakyat Kredit Foto: Instagram/Natalius Pigai
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sebagai seorang muslim, aksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) masuk gereja disebut tidak elok. Kritikan tersebut disampaikan eks komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai, mengomentari kedatangan Jokowi ke Gereja Katedral Bogor saat perayaan Natal.

        Melalui akun Twiternya, Selasa (27/12/2022), Natalius Pigai menyebut harusnya Jokowi tak perlu masuk ke dalam geraja saat Misa. Jokowi, menurutnya, bisa saja menunggu di luar gereja.

        Baca Juga: Yakin Jokowi Berani Reshuffle Menteri NasDem? Pengamat: Tak Ada Nyali!

        "Sebagai orang Katolik saya mengecam Presiden Jokowi. Datang saat perayaan Ekaristi Maha Kudus di Altar Kudus," tulis Pigai di akun Twitternya.

        "Bagaimana pun Jokowi orang Islam, tidak elok masuk Gereja saat Misa kecuali jika di halaman Gereja, Anda bukan Tuhan Allah. Ini rumah Allah yang Kudus," tuturnya.

        Jokowi meninjau pelaksanaan ibadah Natal di Gereja Katedral Kota Bogor. Pada pidatonya, Jokowi mengajak para jemaat untuk mempererat persaudaraan. Sebagai informasi, misa merupakan perayaan ekaristi dalam ritus liturgi Barat dari Gereja Katolik Roma, Gereja Ortodoks Ritus Barat, tradisi Anglo-Katolik dalam Gereja Anglikan, serta beberapa Gereja Lutheran.

        Cuitan Pigai tersebut sontak mengundang berbagai respons dari warganet. "Terganggunya rangkaian kegiatan ibadah tidak akan menghapus nilai dari ibadah itu sendiri. Pesan-pesan perdamaian dan persaudaraan, lebih bisa diterima dengan hadirnya presiden ketimbang khotbah tanpa praktik di masyarakat," komentar warganet.

        "Kehadiran pejabat yang beragama lain atau penjagaan dari ormas seperti Banser saya yakin mengurangi kesakralan ibadah. Toleransi yang kebablasan, toleransi cukup menghargai dengan tidak menggangu ibadah agama lain," imbuh warganet lain.

        "Maaf pendeta atau Romo gereja Anda mempersilahkan Pak Jokowi sebagai Presiden RI untuk hadir, aneh Anda yang malah ribet Presiden RI milik semua rakyat dan tidak memandang SARA, perlu belajar lagi adab rupanya," tambah warganet lain.

        Baca Juga: Jelang Pilpres 2024, Presiden Jokowi Dinilai Makin Dalam Terlibat Politik Praktis

        "Ini toleransi kebablasan," tulis warganet di kolom komentar.

        "Saya katolik, saya tidak masalah dengan hal itu. Ada imam yang punya wewenang untuk itu, yang pasti sudah mempertimbangkan kepentingan ekaristi dan altar kudus," timpal lainnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: