Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Benarkah Presiden Jokowi Coba ‘Kudeta’ Megawati dengan Dekati FX Rudy?

        Benarkah Presiden Jokowi Coba ‘Kudeta’ Megawati dengan Dekati FX Rudy? Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Tersiar isu bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang mencoba melakukan kudeta terhadap Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. 

        Ini juga dikatakan oleh pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung. Menurut dia, apa yang dilakukan Jokowi semakin jelas setelah dirinya bertemu dengan Fransiskus Xaverius Hadi Rudyatmo atau FX Rudy.

        Rocky menyebut, ada indikasi bahwa Presiden Jokowi sedang mencoba menjadi ketua umum bayangan bagi PDIP.

        Baca Juga: Relawan Jokowi Tolak Keras Wacana 3 Periode: Kami Tidak Mungkin ‘Mengamini’ Tindakan Berbahaya!

        “Sinyalnya nggak perlu ragu-ragu tuh minta izin, enggak bilang aja PDIP tidak menyetujui FX masuk kabinet karena dia belum minta izin dari PDIP,” kata Rocky melansir youtube channelnya, Kamis (29/12/22).

        “Demikian juga tidak menyetujui kader dia yang adalah presiden Jokowi mengangkat orang dalam PDIP tanpa konsultasi dengan ketua. Kan itu artinya ada partai dalam partai kan jadi anggap bapak Jokowi seolah-olah menjadi ketua partai bayangan,” tambahnya.

        Rocky menambahkan, isu resuflle hingga pertemuan dengan FX Rudy juga bisa ditafsirkan sebagai prank dari Jokowi.

        “Ya itu istana lagi mainin isu kemaren, soal kader perindo yang katanya masuk kabinet itu buat nge-prank Nasdem, sekarang pertemuan dengan FX Rudi untuk ngeprank PDIP,” kata Rocky.

        Baca Juga: Pertemuan ‘Intim’ FX Rudy dengan Presiden Jokowi di Tengah Terjangan Isu Reshuffle Kabinet

        “Tetapi dalil-dalil utama yang Jokowi disebut sebagai ‘Kepemimpinan saya tidak akan memakai orang-orang partai’ udah dilanggar habis-habisan. Jadi apapun yang dilakukan di Kabinet itu itu yang akan masuk adalah orang partai,” tambahnya. 

        “Dan kita orang partai itu separuh berpolitik di dalam, merampok anggaran. Jadi profesionalisme kan enggak akan tumbuh dari mereka yang punya portofolio partai politik,” kata Rocky. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
        Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

        Bagikan Artikel: