Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ganjar dan Anies Selalu Unggul di Hasil Survei Capres, Fahri Hamzah: Kerjanya Saban Hari Gunting Pita, Apa Hebatnya?

        Ganjar dan Anies Selalu Unggul di Hasil Survei Capres, Fahri Hamzah: Kerjanya Saban Hari Gunting Pita, Apa Hebatnya? Kredit Foto: Instagram/Fahri Hamzah
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah, menyoroti hasil-hasil survei yang menempatkan Calon Presiden (Capres) Partai NasDem Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meraih elektabilitas tinggi.

        Menurutnya, sosok-sosok tersebut adalah pejabat publik yang mudah mendapatkan popularitas tetapi tidak memahami betul masalah politik.

        Baca Juga: Pilih Prabowo karena Mirip PM Malaysia, Gak Terima! Pendukung Anies Balas Fahri Hamzah: Yang Mendekati PM Anwar Hanya Anies!

        "Teman-teman ini kan populer karena jadi eksekutif, gubernur. Nggak adilnya sistem kita ini, kalau orang jadi gubernur, populer, surveinya nomor satu kalau nggak Ganjar, Anies, Ridwan Kamil, Khofifah, ini kan orang-orang manggung gunting pita sebagai gubernur," tutur Fahri dikutip dari kanal YouTube Macan Idealis, Jumat (6/1/2023).

        "Tapi rute leadership bukan itu. Rute leadership itu adalah penggemblengan oleh partai politik dan kekuatan yang dibangun secara personal," sambungnya.

        Baca Juga: PDIP Teriak Kencang Soal Sistem Proporsional Tertutup, Fahri Hamzah Tegas: Ada Kemunduran Berpikir di Kalangan Elite

        Fahri pun "menyalahkan" tingkat elektabilitas yang hanya didasarkan pada survei. Sebagai eksekutif, tentu nama-nama itu sangat familiar di mata masyarakat, jauh berbeda dengan pelaku politik.

        "Orang dicalonkan karena dia menjadi gubernur yang kerjanya saban hari memang gunting pita, pakai uang APBN bangun taman. Ini apa hebatnya? Gunting pita, bangun jembatan, bangun taman, pakai duit APBN. Itu nggak bagus dong, nggak fair," jelasnya.

        Fahri lantas membandingkan dengan dirinya, yang notabene pelaku politik praktis, yang juga pernah melakukan sederet hal lain tetapi tidak tersorot karena bukan eksekutif pemerintahan.

        "Kalau nominasi mengandalkan survei, terlalu gampang, nanti orang nggak akan ngurus partai lagi, nggak akan urus backbone dari demokrasi. Pilih saja provinsi-provinsi ini, saban hari kita action, gunting pita, pakai APBD untuk bangun taman bangun jembatan penyeberangan, gitu doang. Masa itu leadership?" katanya.

        Baca Juga: Nggak Termasuk Prabowo Subianto, Fahri Hamzah Sebut Pendukung Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo Emosional: Simbol Kemarahan!

        Karena itulah Fahri mendorong agar ada regulasi untuk mewajibkan ketua umum partai yang boleh mencalonkan diri sebagai calon presiden.

        "Biar lengkap (pengalaman kepemimpinannya), jangan orang-orang nggak jelas. Pedagang bayar tiket, nyohor dia jadi calon, masukin ke dalam survei, ini kaderisasi bangsa yang bobrok," ungkap Fahri.

        Baca Juga: Fahri Hamzah Bongkar Alasan Perkelahiannya dengan PKS Hingga Dipecat Saat Masih Jadi Wakil Ketua DPR: Lawan Aja!

        "Masa orang gara-gara punya duit, bayar tiket, masukin diri ke survei, lalu dia bilang calon presiden. Lha terus gue apa bos? Demo dari tahun 98, berkelahi sama rezim, nggak masuk survei," imbuhnya.

        Fahri juga membandingkan dengan asam garam pengalamannya di dunia politik. "Bangun dari partai, dipecat lagi di partainya, nggak jadi apa-apa. Enak aja, kan nggak fair," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: