Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, menuturkan bahwa pada hari ulang tahunnya di 23 Januari mendatang, dia tidak akan mengundang seseorang yang penuh kepura-puraan.
Pasalnya, Mega menyebut sering kali ada yang mengaku sahabat, tetapi hanya datang pada saat ada perlunya.
Baca Juga: Soal Ciri-ciri Capres dari Megawati, Jokowi Ngaku Senang: Saya Sangat Senang...
"Banyak lho yang ndak seneng sama saya, tapi kalau perlu baru pura-pura bersahabat," kata Megawati dalam pidato politiknya di HUT PDIP ke-50 tahun di JI-Expo Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023).
"Jadi, kamu kalau tak bisa mengerti apa yang ibu maksud, jangan ada di PDI Perjuangan, jangan. Lebih baik pindah, keluar, karena di kita yang diperlukan adalah sehati," tambahnya.
Lebih lanjut, Megawati menyebut akan menghabiskan waktu ulang tahunnya bersama anak, cucu, dan para sahabatnya. Di luar itu semua, tidak ada yang akan diundang. "Ndak sahabat, ndak (diundang)," tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, menuturkan bahwa sahabat yang solid dalam koalisi partai adalah yang benar-benar solid dan memiliki komitmen bersama.
Hal tersebut dia ungkap sebagai penjelas pernyataan ketua umumnya, Megawati Soekarnoputri, yang menyebut tidak akan mengundang seseorang yang berpura-pura sahabat dalam perayaan hari ulang tahunnya pada 23 Januari nanti.
"Kalau pura-pura sahabat itu ada kepentingan, saya punya ilmu sederhana dari Bu Mega diajarkan, ketika antara alam pikirmu dan alam hati kamu sudah berbeda, berarti kamu sudah punya kepentingan," kata Hasto saat ditemui wartawan di JI-Expo Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023).
Kendati demikian, Hasto menyebut bahwa PDIP membuka kerja sama antarpartai politik lain. Hal tersebut dinilai sejalan dengan semangat gotong royong yang diusung PDIP.
Dia menuturkan, ketika kerja sama tersebut dilihat secara objektif, kerja sama antara PDIP dengan partai politik lain tidak pernah neko-neko dalam berkoalisi. Dengan begitu, koalisi bisa bekerja sama dalam mengelola kekuasaan.
"Kalau kerja sama dengan partai politik lain, itu kita lakukan. Bahkan, PDIP mengedepankan semangat gotong royong, mari kita lihat secara objektif ketika PDIP bekerja sama dengan partai politik lain, kami tidak neko-neko. Kami bisa mengelola kekuasaan bersama-sama," kata Hasto.
Baca Juga: Endus Korupsi Berjemaah Kader PDIP, Megawati: Hati-hati! Jangan Dikira Saya Tidak Tahu
Berdasarkan pengusungan Joko Widodo, Hasto menuturkan sempat mendapat penolakan. Meski begitu, dia menyebut PDIP tetap membuka ruang kerja sama dengan partai politik lainnya.
"Meskipun Pak Jokowi kita lihat dari muda, di walikota, gubernur itu PDI sebagai pengusung utamanya. Saat itu kami dikepung, tetapi begitu terpilih oleh rakyat, kami membuka ruang kerja sama itu," tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Hidayat
Editor: Puri Mei Setyaningrum