Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mohon Maaf Nasdem, PPP, dan PAN! Elektabilitas PSI Mendadak Melejit Nih Gara-gara...

        Mohon Maaf Nasdem, PPP, dan PAN! Elektabilitas PSI Mendadak Melejit Nih Gara-gara... Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Elektabilitas Nasdem sedikit mengalami kenaikan, setelah sebelumnya terus-menerus terpuruk usai mendeklarasikan pencapresan Anies Baswedan. Temuan survei yang dilakukan INDOMETER menunjukkan elektabilitas Nasdem sebesar 3,0 persen, masih di bawah batas aman parliamentary threshold 4 persen.

        Dengan raihan tersebut, Nasdem tetap terancam tidak bisa kembali ke Senayan. Nasib Nasdem tidak sendirian, karena ada PPP dan PAN yang juga belum beranjak di bawah 4 persen, masing-masing 2,2 persen dan 2,0 persen.

        Baca Juga: Orang Lama Nasdem Bongkar Habis Kejadian Usai Deklarasikan Anies: Bang Surya Tidak Memberikan...

        Sementara itu Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terus mengalami kenaikan elektabilitas, dan kini mencapai 5,7 persen.

        “Nasdem, PPP, dan PAN terancam gagal melenggang ke Senayan, sedangkan PSI terus mengalami kenaikan elektabilitas,” ungkap Direktur Eksekutif lembaga survei INDOMETER Leonard SB dalam keterangan tertulis kepada pers di Jakarta, pada Minggu (5/2/2023).

        Dengan tingginya elektabilitas, PSI diprediksi berhasil mengirim wakil ke DPR pada pemilu mendatang.

        Menurut Leonard, keputusan Nasdem mengusung Anies sebagai capres telah menggerus basis dukungan terutama di kalangan pemilih nasionalis.

        “Upaya Nasdem untuk mendapatkan coattail effect dari tingginya elektabilitas Anies belum terbukti, mengingat belum solidnya Koalisi Perubahan, khususnya dalam menentukan cawapres pendamping Anies,” lanjut Leonard.

        Di sisi lain, PPP dan PAN sebagai junior partner Golkar dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) tidak memiliki tokoh yang kuat untuk diusung sebagai capres.

        “Bahkan nama-nama dari luar partai seperti Erick Thohir, hingga Sandiaga Uno yang terus didengungkan, selain Airlangga Hartarto yang dijagokan oleh Golkar,” Leonard menjelaskan.

        Elektabilitas tertinggi partai-partai masih diduduki oleh PDIP, yakni sebesar 19,0 persen. Disusul oleh Gerindra (11,7 persen), Golkar (8,1 persen), dan PKB (6,0 persen).

        Demokrat menyodok di atas PSI dengan elektabilitas 6,0 persen, sedangkan PKS menjadi juru kunci partai-partai yang berpeluang lolos ke Senayan, dengan elektabilitas sebesar 4,5 persen.

        “Ketujuh partai diprediksi bakal menduduki kursi Senayan, jika tren elektabilitas bertahan hingga hari-H pemungutan suara tahun depan,” tandas Leonard.

        Selain Nasdem, PPP, dan PAN, sejumlah partai lainnya masih harus berjuang untuk lolos, di antaranya Gelora (1,4 persen), Perindo (1,1 persen), dan Partai Ummat (1,0 persen).

        Berikutnya ada PBB (0,7 persen), Hanura (0,6 persen), Garuda (0,2 persen), dan PKN (0,1 persen). Pendatang baru lainnya yaitu Partai Buruh masih nihil dukungan, dan sisanya tidak tahu/tidak jawab sebesar 26,0 persen.

        “KPU meloloskan 18 partai politik nasional sebagai peserta pemilu, termasuk empat partai baru, yaitu Gelora, Ummat, PKN, dan Buruh,” pungkas Leonard.

        Survei INDOMETER dilakukan pada 21-27 Januari 2023 terhadap 1.200 responden di seluruh provinsi di Indonesia, yang dipilih secara acak bertingkat survei (multistage random sampling).

        Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Margin of error survei sebesar ±2,98 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: