Pengacara penggugat ijazah Jokowi, Ahmad Khozinudin geram dengan pernyataan sejumlah politisi yang getol menantang Anies Baswedan selaku capres untuk konsisten menolak kehadiran HTI dan FPI jika nanti menjadi presiden.
"Aneh dalam konstelasi Pilpres 2024, HTI & FPI masih saja terus mendapatkan serangan politik dari politisi sekuler. Sebelumnya, Hermawi Taslim dari NasDem yang memfitnah HTI & FPI sebagai Ormas terlarang.
"Kini, giliran Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia, Grace Natalie, menantang Anies Baswedan untuk menyatakan penolakan terhadap Front Pembela Islam (FPI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)," kata Khozinudin.
Ia pun balik menantang, kalau mau men-challenge Anies Baswedan sebaiknya jangan sampai yang menjadi korbannya adalah umat Islam.
"Mengapa tantangan itu bersifat memecah belah umat Islam dan provokatif?," tegasnya.
"Kenapa tidak men-challenge Anies Baswedan, kenapa tidak menantang berani tidak Anies Baswedan menghukum mati koruptor setelah menjadi Presiden? kenapa tidak menantang berani tidak Anies Baswedan membatalkan Proyek Kereta Cepat dan Proyek IKN yang unfaedah, setelah menjadi Presiden?," jelasnya.
"Atau setidaknya, menantang Anies Baswedan berani tidak memutus kerjasama dengan asing dan aseng? Mengambil seluruh tambang yang dikuasai asing dan aseng? atau mengusir seluruh TKA China?
Dia menilai Grace sibuk bicara politisasi agama dan politik identitas. Grace menuduh Anies bersekutu dengan kelompok intoleran.
"Aneh, PSI koar-koar anti politik identitas, anti intoleransi, nyatanya memicu konflik identitas dan sikap intoleran kepada HTI & FPI. Apa salah FPI dan HTI? Apa HTI dan FPI menggarong APBN? Kok seperti najis saja ada di negeri ini. Padahal, HTI & FPI adalah bagian dari anak bangsa yang juga ingin berkontribusi untuk negeri," tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: