Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ditanam Mentan SYL, Panen Raya Manokwari Bikin Pede Petani: Kami Yakin Bisa Memenuhi Beras di Papua Barat

        Ditanam Mentan SYL, Panen Raya Manokwari Bikin Pede Petani: Kami Yakin Bisa Memenuhi Beras di Papua Barat Kredit Foto: Kementan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Petani di Kampung Desai Distrik Prafi, Manokwari, Papua Barat, melakukan panen raya yang merupakan hasil penanaman bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Pj Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw pada 25 Oktober 2022.

        Pada panen raya tersebut, turut hadir Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Papua Barat Melkias Werinussa, Kepala BPS Papua Barat Maritje Pattiwaellapia, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHBun) Yacob S. Fonataba, Kepala Balai Standardisasi Instrumen Pertanian UPT Kementan di Papua Barat Asser Rouw, serta Penyuluh Pertanian Carko.

        Baca Juga: Bisa Jadi Solusi Masalah Gandum, Mentan SYL Gelorakan Tanam Sorgum di Konawe Selatan

        Melkias mengatakan saat ini baru mengusahakan lahan seluas 886,5 hektar di Distrik Prafi dan kita akan tingkatkan hingga 1000 hektar sesuai perintah dari Menteri Pertanian waktu lalu.

        “Kita harus memiliki rasa tidak puas sehingga mendorong untuk peningkatan produktifitas dari petani. Potensi produksi perlahan-lahan naik dan memenuhi kebutuhan beras di Manokwari atau Papua Barat,” ujar saat melaksanakan panen raya di Kampung Desai Distrik Prafi, Manokwari pada Senin (6/2/2023).

        Ia menyebutkan kebutuhan pasar di Manokwari sangat besar, selisih perbedaan antara kebutuhan dan ketersediaan beras sangat besar, sehingga perlu mendatangkan dari luar Papua Barat.

        “Kami yakin usaha budidaya padi di Prafi, Manokwari akan menghasilkan produksi yang tinggi maka bisa memenuhi beras di Papua Barat,” sebutnya.

        Sementara itu, Kepala BPS Papua Barat, Maritje Pattiwaellapia mengatakan hasil perhitungan ubinan luasan panen sebesar 1 hektar atau 3,5 petak menghasilkan 5 ton gabah kering panen (GKP).

        “Untuk varietas unggulan, baru tahap percobaan seluas 1 hektar yang menghasilkan 8 ton gabah kering panen,” ujarnya.

        Baca Juga: Isu Motori Anies Baswedan Jadi Gubernur Jakarta, Masa Lalu Sandiaga Uno Perlahan Dibaca, Ternyata...

        Ia menuturkan hasil tanam pada bulan Oktober sangat baik dan cukup untuk konsumsi beras bagi masyarakat meskipun konsumsi kita lebih besar daripada produksi.

        “Kebijakan pemerintah untuk memperhatikan sektor ini sehingga ada perkembangan yang berarti pada sektor pertanian secara khusus subsektor tanaman padi,” tuturnya.

        Kepala Dinas TPHBun Yacob S. Fonataba mengatakan kebijakan Pj Gubernur Papua Barat dalam membuka lahan tidur untuk dipergunakan kembali sebagai lahan pertanian sebagai sarana budidaya tanaman untuk memenuhi kebutuhan dan ketersediaan pangan bagi masyarakat di Papua Barat.

        Baca Juga: Muncul Sinyal Dinasti Politik Keluarga Jokowi, Rizal Ramli: Etika Rendah, Rasa Malu Nyaris Nol!

        “Kebijakan Gubernur memberikan isyarat untuk mempersiapkan langkah-langkah penting dalam rangka lumbung pangan apabila terjadi krisis pangan,” ujar Yacob.

        Pihaknya juga memperhatikan terjadinya perubahan iklim yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman sehingga memperkecil penggunaan bahan Anorganik untuk mengurangi efek gas rumah kaca.

        “Kita kurangi bahan-bahan seperti pupuk yang terbuat dari bahan kimia dan lebih banyak menggunakan bahan organik,” kata Yacob.

        Terpisah, Penyuluh Pertanian yang juga bagian dari BumDes Mulya Bersama, Carko mengatakan BumDes sudah melayani beras untuk ASN Pemerintah Manokwari setiap bulannya.

        “Sisa dari hasil panen yang Pemerintah Manokwari ambil untuk jatah beras, petani bisa menjual ke masyarakat umum,” kata Carko.

        Ia mengungkapkan BumDes hadir untuk menstabilkan harga sebab setelah kehadiran BumDes harga-harga mengikuti BumDes yakni Rp12.500 per kilogram.

        Baca Juga: Tiba-tiba Disebut Sudah Meninggal Dunia, Reaksi Gibran bin Jokowi: Saya Masih Pengen Hidup

        “Petani tidak harus menjual hasil panennya ke BumDes, jika ada harga yang lebih tinggi dari BumDes silahkan saja,” ungkapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: