Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        BPS Lapor Impor RI Turun Jadi US$18,44 Miliar di Awal Tahun, Ini Penyebabnya!

        BPS Lapor Impor RI Turun Jadi US$18,44 Miliar di Awal Tahun, Ini Penyebabnya! Kredit Foto: Alfida Rizky Febrianna
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, nilai impor Indonesia pada Januari 2023 tercatat mengalami penurunan -7,15% atau menjadi US$18,44 miliar dibandingkan akhir tahun lalu yang mencapai US$19,86 miliar.

        Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah, menyampaikan bahwa sejak tahun lalu, pertumbuhan impor setiap Januari memiliki pola yang sama, yakni mengalami tren penurunan secara bulanan (month to month/mtm).

        Baca Juga: Ekspor RI Turun Lagi di Awal 2023, BPS: Nilainya US$22,31 Miliar

        "Kalau kita lihat secara rinci, untuk impor migas terjadi penurunan -9,21% atau secara nilai turun dari US$3,20 miliar menjadi US$2,91 miliar. Sementara, untuk impor nonmigas terjadi penurunan sebesar -6,75% atau turun secara nilai US$16,66 miliar menjadi US$15,54 miliar," ungkapnya, dalam konferensi pers di Gedung BPS, Rabu (15/2/2023).

        Habibullah menjelaskan, penurunan impor migas tersebut terjadi akibat menurunnya hasil minyak dan gas sebesar 14,20% dan 12,22%.

        "Sementara, penurunan impor nonmigas dipicu oleh penurunan komoditas mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya sebesar 14,95%, barang dari besi dan baja sebesar 20,02%, serta instrumen optik fotografi sinematografi dan medis sebesar 37,5%," ucapnya.

        Habibullah juga menyampaikan, nilai impor Indonesia pada Januari 2023 naik 1,27% dibandingkan Januari 2022 atau secara tahunan (year on year/yoy).

        "Kenaikan nilai untuk Januari 2022 itu sebesar US$18,21 miliar, secara total naik menjadi US$18,44 miliar atau naik sebesar 1,27%," katanya.

        Ia lalu merincikan, secara tahunan, nilai impor migas itu naik menjadi US$2,91 miliar dari sebelumnya US$2,23 miliar, atau secara presentase naik sebesar 30,36%. "Sementara, nilai impor nonmigas pada bulan Januari 2022 yang sebesar US$15,98 miliar, turun menjadi US$15,54 pada Januari 2023, atau turun sebesar -2,78%," tandasnya.

        Habibullah menyebut, pertumbuhan impor Januari 2023 secara tahunan kembali meningkat setelah mengalami kontraksi pada November dan Desember 2022.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Alfida Rizky Febrianna
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: