Mengerikan! Pasukan Ukraina Mutilasi Tentara Bayaran, Investigator Top Rusia Ungkap Hal Ini
Seorang penyelidik Rusia mengungkapkan bahwa Ukraina berusaha menutupi penggunaan tentara bayaran asing. Ini termasuk beberapa kasus mayat pejuang dimutilasi untuk membuat mereka lebih sulit diidentifikasi.
Tuduhan mengerikan itu dijelaskan oleh Aleksandr Bastrykin, kepala Komite Investigasi Rusia, dalam sebuah wawancara dengan TASS yang diterbitkan, Senin (21/2/2023). Dia mengatakan pasukan Ukraina bahkan memenggal dan memotong tangan beberapa pejuang asing yang telah dibunuh.
Baca Juga: Sirene Meraung-raung Saat Biden dan Zelensky Bertemu, Gara-gara Serangan Udara Rusia?
“Beberapa jenazah telah ditemukan di zona operasi militer khusus. Belakangan, berdasarkan catatan di ponsel mereka, diketahui bahwa mayat itu milik tentara bayaran Polandia," kata Bastrykin.
Klaim mayat yang sengaja dimutilasi dibuat pada akhir Januari oleh Yevgeny Prigozhin, kepala perusahaan militer swasta Wagner Group. Dia melaporkan bahwa beberapa mayat tanpa kepala dan tangan ditemukan di garis depan dekat kota Artyomovsk, yang dikenal sebagai Bakhmut di Ukraina.
“Karena pertempuran intensif, musuh tidak dapat menemukan jenazah dan berusaha menutupi identitas mereka dengan cara ini,” kata Prigozhin, seraya menambahkan bahwa perangkat elektronik yang ditemukan pada para pejuang akan diserahkan kepada penyelidik Rusia.
Kiev telah mendesak warga negara asing dengan pengalaman militer untuk memperjuangkan tujuannya, dan mengklaim bahwa ribuan orang telah secara sukarela bergabung dengan apa yang disebut Legiun Internasional. Kementerian Pertahanan Rusia telah mengidentifikasi Polandia sebagai sumber personel asing terbesar di Kiev.
Rusia menganggap para pejuang itu sebagai tentara bayaran yang harus diadili. Menurut Bastrykin, Kiev biasanya membayar pasukan asing antara 820 dolar AS dan 2.700 dolar AS per bulan, dan mencoba melegalkan kehadiran mereka di militer Ukraina.
"Diketahui bahwa warga negara asing yang datang (ke Ukraina) sebagai sukarelawan sering diberikan jalur cepat untuk menerima kewarganegaraan Ukraina dan kemudian bergabung dengan Angkatan Darat Ukraina untuk mengambil bagian dalam aksi pertempuran," kata Bastrykin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto