Serangan Artileri Besar-besaran Paksa Para Penyabot Balik Lagi ke Ukraina
Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) mengatakan, para operator Kiev yang menyebrang ke wilayah Bryansk, Rusia, pada Kamis (2/3/2023) telah dipaksa kembali ke Ukraina dengan "serangan artileri besar-besaran".
Sebelumnya, militer dan dinas keamanan Rusia melaporkan bahwa para penyabotase telah menyeberang ke wilayah Bryansk yang berbatasan dengan Ukraina dan melancarkan serangan ke beberapa desa setempat. Setidaknya dua warga sipil tewas dalam serangan tersebut, yang juga menyebabkan seorang anak terluka.
Baca Juga: Bukan Cuma Memantau, Tujuan Amerika di Ukraina Dikuak Langsung Panglima Militer Amerika
"Untuk menghindari korban sipil dan juga kerusakan infrastruktur sipil, musuh terdesak mundur ke wilayah Ukraina, di mana mereka dihantam dengan serangan artileri besar-besaran," kata FSB kepada media Rusia.
"Sebuah serangan oleh kelompok nasionalis Ukraina di Distrik Klimovsky di Wilayah Bryansk telah digagalkan," tambahnya, seperti dikutip RT.
Dalam sebuah pernyataan terpisah pada hari yang sama, FSB mengatakan bahwa sejumlah besar bahan peledak dari berbagai jenis telah ditemukan di daerah tersebut.
Tim penjinak bom dikerahkan untuk melucuti bahan peledak tersebut. Gubernur Bryansk Aleksandr Bogomaz juga melaporkan adanya serangan artileri dan mortir di daerah tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin mencap insiden itu sebagai "serangan teroris", dan menyebut orang-orang yang bertanggung jawab atas tindakan semacam itu sebagai "neo-Nazi dan teroris". Ia juga mengatakan bahwa mereka yang berada di balik serangan hari Kamis itu mungkin juga berada di balik pembunuhan jurnalis Rusia Darya Dugina, yang mobilnya diledakkan di dekat Moskow pada bulan Agustus.
Wilayah-wilayah Rusia yang berbatasan dengan Ukraina secara teratur mendapat serangan dari pasukan Kiev sejak dimulainya konflik yang sedang berlangsung. Pemerintah lokal di wilayah Bryansk dan Kursk telah berulang kali melaporkan adanya penembakan oleh pasukan Ukraina, yang terkadang mengakibatkan jatuhnya korban sipil.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: