Ketua DPR, Puan Maharani dapat sorotan tajam dan dinasehati agar sering tampil memimpin rapat paripurna. Tidak melulu ke luar negeri menjalankan tugasnya sebagai pimpinan.
Kalau terus seperti ini, Puan dikhawatirkan lebih populer sebagai pemalas dibanding pimpinan parlemen.
Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus, mengakui tidak ada aturan baku yang mengatur Ketua DPR harus sering memimpin rapat. Namun sebagai politisi, Puan seharusnya memanfaatkan kedudukannya untuk membuktikan kelihaiannya memandu rapat paripurna ketika berlangsung panas.
"Kalau dia kemudian menghindari untuk pimpin rapat ya dia mau untuk tidak populer atau dia mau populer sebagai pemalas? Jadi, saya kira itu pilihannya dia dan itu keputusan pimpinan DPR untuk kemudian menentukan siapa yang bertugas memimpin rapat karena tidak ada aturan," jelasnya kepada wartawan di Jakarta, Jumat (10/3/2023).
Menurut Lucius, sebagai perempuan pertama yang menjabat Ketua DPR, Puan memiliki panggung besar untuk membangun popularitasnya dan menunjukkan mampu menjadi kandidat capres maupun cawapres. Terlepas dari itu, selaku Ketua DPR, Puan memiliki tanggung jawab menyosialisasikan kebijakan-kebijakan parlemen.
"Itu yang saya kira belum cukup maksimal muncul dari Ibu Puan selama ini. Coba, bagaimana dia menjadi Juru Bicara DPR, juru bicara lembaga. Sebagai seorang Ketua DPR tetap penting bagi Ibu Puan untuk menunjukkan dirinya secara rutin sebagai Ketua DPR dengan memimpin rapat," paparnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: