Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Orang Rusia Sudah Berulah di Ukraina, Kini di Indonesia! Terkuak Jaringan Bisnis Geng Moscow dan Para Bule di Bali

        Orang Rusia Sudah Berulah di Ukraina, Kini di Indonesia! Terkuak Jaringan Bisnis Geng Moscow dan Para Bule di Bali Kredit Foto: Antara/Nyoman Hendra Wibowo
        Warta Ekonomi, Denpasar -

        Wisatawan mancanegara (wisman) masih sangat gemar berkunjung untuk berlibur di Bali. Berbagai alasan mendukung para bule berbondong-bondong menghabiskan waktu di Pulau Dewata.

        Kedatangan para pelancong luar negeri ini membawa berkah bagi warga lokal, seperti perekonomian yang ikut terdongkrak. Sayangnya, keberadaan para bule di Bali juga mendatangkan segudang cerita negatif.

        Baca Juga: Hadeh, Bule Rusia Ini Malah Bikin Kursus Motor di Bali, Begini Nasib Akhirnya!

        Sejumlah kasus yang diciptakan para bule asing itu satu per satu terkuak. Kehadiran mereka di Bali ternyata bukan hanya sebagai turis belaka namun juga untuk berbisnis.

        Turis asing yang paling disorot belakangan ini adalah bule asal Rusia. Mereka paling banyak kedua di Bali menurut data kedatangan warga negara asing (WNA), salah satu alasannya adanya dugaan untuk menghindari wajib militer.

        Sebagai pemegang visa wisata, aktivitas mereka selama di Bali hanya seputar liburan. Namun juga ada yang menyalahgunakan visa terseut untuk membuka bisnis. 

        Seperti dilansir dari Merdeka.com, berikut sederet fakta gurita bisnis geng Moscow dan para bule di Bali.

        1. Bisnis vila model digital nomad

        Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Legian, Kuta, Bali, I Wayan Puspa Negara mengatakan warga negara asing (WNA) memang banyak melakukan bisnis atau bekerja ilegal di Pulau Dewata, dengan menyewakan vila kepada sesama warga asing.

        Puspa Negara yang juga Ketua Aliansi Pelaku Pariwisata Marginal Bali, menyebutkan WNA di Bali banyak bekerja di sektor properti seperti vila, dan menyewakan kepada turis yang berlibur di Bali.

        Model bisnis mereka disebut digital nomad atau pengembara digital. Istilah ini bisa diartikan para bule ini memantau perkembangan bisnis dari jarak jauh. Misal, seorang bule menyewa vila dari warga lokal Bali. Vila tersebut kemudian dipasarkan di online untuk disewakan lagi kepada turis asing.

        "Itu sangat benar. Mereka ada di sektor properti, ada di marketing mereka banyak mengambil ruang karena mereka ke sini kan digital nomad. Jadi, dari digital nomad itu mereka mengembangkan usahanya. Sehingga, mereka melihat potensi (bisnis) mereka lakukan itu. Sekarang zaman digital, sehingga agak sulit kita pantau tapi mereka melakukan pemasaran secara digital," kata Puspa saat dihubungi, Kamis (9/3/2023).

        Dia menerangkan, untuk modus WNA yang bekerja ilegal menurutnya sangat mudah dengan adanya teknologi. Yaitu, WNA menyewa vila di Bali lalu dipasarkan lewat online kepada turis dan tentu ada kerja sama dengan warga lokal.

        "Kan gampang mereka lakukan. Mereka bisa sewa dulu dalam bentuk timshare (vila) mereka menyewa dulu. Kemudian mereka sewakan lagi. Mereka, bekerja sama dengan orang lokal atau pelaku usaha lainnya," ujarnya.

        Pola bisnis seperti ini, berimbas menciptakan kompetitor dan tekanan ekonomi bagi warga lokal yang berbisnis penyewaan vila.

        "Jadi yang kena tekanan dan yang menjadi kompetitor adalah warga kita. Dan banyak warga kita tidak terlalu agresif dalam memanfaatkan teknologi, dan (tidak) memiliki jangkauan pemasaran yang luas," ujarnya.

        2. WN Rusia kuasai bisnis rental kendaraan

        Fenomena Moscow Cabang Bali terus mendapat perhatian dari masyarakat luas. Salah satu yang viral adalah menjamurnya rental kendaraan dengan pelat motor dimodifikasi.

        Penasihat Perhimpunan Rental Motor (PRM) Bali, I Made Wira Atmaja berdalih warga lokal pemilik rental kendaraan tersebut tidak pernah dilakukan modifikasi pelat nomor.

        Dia juga mengatakan, bahwa pemilik rental warga lokal tentu sangat dirugikan dengan maraknya WNA yang membuka jasa rental secara ilegal di Bali. Selain itu, mereka menyewakan harga sepeda motor kepada sesama warga asing dengan harga sangat murah.

        "Jelas kami di sini merasa dirugikan dengan banyaknya oknum WNA (buka) rental yang berjamuran. Dan mereka memakai pemasaran di Telegram dan mereka membeli motor baru atau second dan menyewakan ke sesama warga negara asing," sebutnya.

        "Di sana juga, mereka mengacaukan harga dan memberikan harga yang sangat murah kepada WNA, atau mereka merentalkan motor tersebut ke orang asing atau sebangsanya mereka dengan harga jauh di bawah dari harga yang kami sepakati," ungkapnya.

        Dia melanjutkan, bahwa para WNA yang membuka jasa rental kendaraan ilegal mematok harga sewa sepeda motor sangat murah bila dibandingkan retal motor warga lokal Bali.

        "Itu sangat berbeda 40 sampai 50 persen. (Untuk sewa motor). Contoh kalau Nmax saja kita sewakan Rp3 juta (sebulan) mereka sewakan Rp2 juta. Karena kita sudah sepakati dan kita ada komunitas resmi yang namanya organisasi rental motor Bali atau PRM Bali," ujarnya.

        Dia juga tidak menampik, bahwa yang banyak membuka jasa rental kendaraan ilegal di Bali adalah WN Rusia dan Ukraina. Selain itu, para WNA dalam membuka jasa rental motor mencatut nama rental motor milik warga lokal. Kemudian, untuk memasarkan rental motor mereka memiliki komunitas tersendiri dengan membuat grup-grup di Telegram.

        "Ada juga dari mereka mencatut nama rental saya yang sudah berdiri dari 2008. Rental saya namanya Bali Family Rental Scooter atau Family Rental's dan mereka membuat rental yang sama dan namanya (mirip) dan nama (Family Bike Bali). Jadi seperti itulah ulah mereka," lanjutnya.

        Menurutnya, bahwa WNA membuka jasa rental ilegal di Bali sebenarnya sudah lama. Namun yang paling marak terjadi pada tahun 2021. Para WNA banyak membuka rental ilegal di wilayah Kabupaten Badung, dan juga di Kabupaten Gianyar, Bali.

        "Sudah sejak dari dulu tapi menjamur ini setelah 2021. Paling banyak daerah Canggu, Berawa, Uluwatu, Jimbaran, Nusa Dua, itu basecamp mereka, di Ubud juga ada. Mereka kalau di Bali sudah bisa dibilang sudah membuat banjar (lingkungan sendiri) di sana. Kalau data di imigrasi itu ada 37 ribu orang (Ukraina dan Rusia)," ujarnya.

        Atmaja melanjutkan, bahwa satu orang WNA yang membuka jasa rental ilegal di Bali bisa sampai memiliki 20 unit kendaraan motor yang mereka sewakan. Selain itu, pihaknya memperkirakan ada puluhan WNA di Bali yang membuka jasa rental motor ilegal.

        3. WN Rusia buka bisnis fotografi

        Seorang warga negara (WN) Rusia, Sergei Rodin ketahuan bekerja menjadi fotografer di Bali dan tidak sesuai dengan izin tinggal. Dia diamankan setelah tim Intelijen dan Penindakan Keimigrasian (Inteldakim) Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Denpasar mendapat informasi di media sosial.

        Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Bali Anggiat Napitupulu mengatakan, setelah dilakukan pengawasan keimigrasian melalui pengecekan pada sistem keimigrasian, didapatkan data warga asing itu hanya memegang izin tinggal visa on arrival yang berlaku sampai 27 Maret 2023.

        "Yang bersangkutan diduga melakukan pekerjaan fotografer di Bali, untuk itu kami melakukan tindakan tegas dengan melakukan pemeriksaan secara langsung. Jika terbukti bersalah, WNA tersebut akan diberikan tindakan administratif sesuai peraturan yang berlaku," ucap Anggiat, Rabu (8/3/2023).

        Ia menyebutkan, WNA tersebut diketahui masuk melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali pada tanggal 27 Januari 2023. Selanjutnya tim inteldakim segera berkoordinasi dengan penjamin dari orang asing itu untuk datang ke Kantor Imigrasi Kelas I TPI Denpasar.

        Setelah melewati serangkaian pemeriksaan, Sergei Rodin akan dideportasi. Dia dikenakan Pasal 75, Ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011, tentang Keimigrasian, bahwa Imigrasi berwenang melakukan tindakan administratif keimigrasian terhadap orang asing yang berada di wilayah Indonesia yang melakukan kegiatan berbahaya.

        4. Bule Rusia dan Ukraina hindari wajib militer

        Kelakuan bule asal Rusia dan Ukraina di Bali menjadi sorotan luas. Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya menduga, kedatangan bule dari dua negara tersebut tidak lepas dari kondisi perang. Selain itu pola bisnis yang dijalankan bule dua negara itu juga dianggap bisa mengancam warga lokal Bali.

        "Beberapa tamu Rusia dan Ukraina membuat ulah yang kuras pas dengan budaya kita. Ini harus kita tertibkan, ini sebuah momentum yang bagus. Jadi eksodus yang banyak dari Rusia khususnya, karena kenapa mereka datang, khususnya ke Asia Tenggara, mereka banyak ke Thailand mereka banyak ke Bali. Bali menjadi tempat favorit bagi mereka. Itu yang terjadi," kata I Gusti ngura Rai Suryawijaya, Selasa (7/3/2023).

        Dia menduga kedatangan para turis asal Rusia dan Ukraina untuk menghindari wajib militer di masing-masing negara.

        "Kenapa mereka datang ke Bali, satu mereka menghindari konflik karena perang masih berlanjut di Ukraina oleh Rusia dan menghindari wajib militer 18 tahun. Sehingga mereka datang ke Bali untuk tempat nyaman. Nah, di Bali jangan sampai mengambil pekerjaan-pekerjaan warga lokal. Ini perlu harus ditertibkan," ungkapnya.

        Dia juga mengatakan, bisnis yang dijalankan sejumlah WN Rusia di Bali bisa mengancam warga lokal. Salah satu contohnya adalah penyewaan sepeda motor. Dia menduga, WN Rusia bisa menyewakan sepeda motor lebih murah kepada sesama warga asing dengan harga per bulan mencapai Rp2,5 juta. Sementara, harga sewa sepeda motor di Bali atau di rental lokal Rp3,5 juta per bulan.

        "Media banyak yang mendengar bahwa orang Rusia bisa menyewakan motor dengan teman-temannya bahkan lebih murah. Jadi harga Rp3,5 juta NMax per bulan, mereka bisa menyewakan sampai Rp2,5 juta itu kan turun harga tinggi," ujarnya.

        "Jadi persaingan tidak sehat lagi. Makannya, kita harus tertibkan dan ditertibkan dengan aparat yang sudah ada payung hukumnya, ada perda dan juga kepolisian dan keimigrasian kalau yang melanggar bisa dideportasi," ujarnya.

        5. Jualan sayur hingga buka kursus berkendara

        Viral di media sosial seorang bule mengajarkan bule lainnya latihan berkendara motor di Bali. Hal ini dianggap ilegal oleh Pemprov Bali. Wakil Gubernur Bali Tjok Oka Sukawati atau Cok Ace tak memungkiri banyak wisatawan asing atau turis yang bekerja ilegal di Pulau Bali.

        Mereka berkerja ilegal di Pulau Dewata, dengan membuka berbagai jenis jasa. Misalnya, bisnis fotografi, jualan sayur, tatto, salon, dan ada juga bekerja mengajari berkendara sepeda motor.

        "Kalau fotografi terkait dengan wedding ini sulit sekali. Kadang-kadang ada pasangan (asing) yang melakukan pernikahannya di Bali atau hanya resepsi di Bali mereka biasanya melekat, mengajak fotografer (dari negaranya), karena dia berpikir bahwa hanya fotografer ini (dari negaranya) yang mengerti tentang kulturnya dia," kata Cok Ace, saat ditemui di Gedung DPRD Bali, Senin (27/2/2023).

        Sementara, terkait warga asing mengajari berkendara sepeda motor kepada sesama warga asing di Bali, hal itu menurutnya ilegal. Wisatawan Rusia dan Ukraina yang biasanya melakukan pekerjaan ilegal tersebut.

        Dia juga menyebutkan, hal itu terjadi karena kondisi dunia yang perekonomiannya tidak menentu dan Bali menjadi tempat turis berbisnis. Karena dianggap aman, nyaman dan juga hidup di Bali murah bagi turis.

        "(Rusia dan Ukraina) antara lainnya. Itu sebenarnya juga ilegal terutama sekarang kondisi dunia yang terjadi sekarang di luar negeri dan dibandingkan di Bali aman-aman dan nyaman dan murah-murah saja," ujarnya.

        Bahkan, Cok Ace mendengar, banyak juga bule di Bali jualan sayur. Hal ini, katanya perlu ditertibkan.

        "Kita harus bergerak. Saya dengar dari laporan di bawah juga banyak mereka bahkan dagang ikut, jual sayur-sayuran ikut, menjual ke teman-temannya, dia mengambil di pasar dia jual ke teman-temannya, ini belum kita tindak," ujarnya.

        - Merdeka.com

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: