Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Hitung Untung Formula E, PSI: Cuma Lungsuran Beban dari Gubernur Sebelumnya

        Hitung Untung Formula E, PSI: Cuma Lungsuran Beban dari Gubernur Sebelumnya Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Steering Committee (SC) Formula E yang juga Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI), Bambang Soesatyo (Bamsoet), mengatakan bahwa kontrak ajang balap mobil listrik itu kemungkinan akan diperpanjang hingga tahun 2030.

        Namun, rencana tersebut ditolak oleh Sekretaris Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta, Anthony Winza Prabowo. Menurutnya, Formula E tidak memberikan keuntungan sama sekali.

        Baca Juga: KPK Masih Cari Unsur Pidana dan Orang yang Bersalah di Kasus Formula E: Kami Pastikan Penyelidikan Tidak Dihentikan

        Berdasarkan laporan keuangan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku penyelenggara, Formula E menghasilkan keuntungan sebesar Rp5,29 miliar. Namun, Anthony mengingatkan jika Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI sudah menggelontorkan dana Rp560 miliar untuk biaya komitmen atau commitment fee selama tiga musim balapan.

        Dengan perkiraan keuntungan satu kali balapan adalah sekitar Rp5 miliar, Anthony menyebut perlu 100 kali balapan hingga biaya commitment fee bisa dikembalikan.

        "Ya kalau dilihat dari evaluasinya 1 tahun cuma sekali Rp5 miliar, kita sudah keluar tuh Rp560 (uang) komitmen, masak harus nunggu sampai 100 kali. Sampai 2020 saja sebenarnya enggak cukup," ujar Anthony kepada wartawan, Kamis (16/3/2023).

        Selain itu, ia juga menilai salah satu tujuan Formula E untuk mengampanyekan penggunaan kendaraan listrik jauh dari kata tercapai. Ajang ini tak serta-merta meningkatkan penggunaan mobil listrik secara masif.

        "Mendingan uang nya itu kan dipake untuk bikin charging mobil-mobil listrik di mana-mana biar itu menjadi insentif buat orang-orang mau beli mobil listrik," ucapnya.

        Karena itu, ia menilai sebenarnya Formula E hanya beban yang diwariskan eks Gubernur Anies Baswedan. Apalagi dengan kontrak bertahun-tahun maka akan menjadi tanggungan semua pihak di Jakarta.

        Baca Juga: Belum Juga Temukan Unsur Pidana di Dugaan Korupsi Formula E yang Seret Anies, KPK Tegaskan Bakal Jalan Terus

        "Cuma ya kalau itu sudah longsoran dari Gubernur sebelumnya punya komitmen, membebani APBD, melintasi masa jabatan beliau, ini yang mau enggak mau akhirnya seluruh DKI harus menanggungi," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: