Bakal Geser Dolar, Bankir Rusia Lihat Tanda-tanda Yuan China Jadi Mata Uang Dunia
Kepala Bank VTB Rusia Andrey Kostin mengatakan bahwa yuan China akan menggantikan dolar Amerika Serikat sebagai mata uang cadangan dunia dalam 10 tahun ke depan.
"China sekarang menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia dan akan segera menjadi yang pertama," katanya, dalam forum bisnis Rusia-China di Shanghai minggu lalu, dikutip Sputnik.
Baca Juga: Soal Dedolarisasi, Ekonom: Kalau Dolar Ditinggalkan, Perekonomian Global Bisa Bangkrut
Ada banyak alasan untuk berharap bahwa yuan China akan menggantikan dolar AS sebagai mata uang cadangan dan penyelesaian utama dunia pada awal dekade berikutnya.
“Faktanya, bank sentral Rusia sudah menginvestasikan cadangannya dalam yuan, dan lebih dari 70 persen perputaran perdagangan antara Rusia dan China diselesaikan dalam yuan bersama dengan rubel,” lanjut Kostin.
Ketua Bank VTB menjelaskan bahwa sistem moneter dan keuangan yang telah ada selama beberapa dekade memastikan hegemoni AS dan sekutu Baratnya, dengan USD dan euro menyumbang tiga perempat dari penyelesaian global.
Dia menekankan bahwa sementara dolar adalah mata uang cadangan utama dunia, kolektif Barat, khususnya AS, telah menggunakan USD sebagai senjata.
Pada bulan Februari, Departemen Keuangan AS mengumumkan sanksi yang “belum pernah terjadi sebelumnya” dan “ekspansif” terhadap VTB Bank dan Sberbank, dua bank terbesar Rusia.
Rusia dan China semakin memperkuat hubungan ekonomi mereka dan menggunakan mata uang nasional mereka dalam transaksi perdagangan. Pada bulan April, yuan China melampaui dolar AS sebagai mata uang yang paling banyak diperdagangkan di Rusia.
Tren ini diperkirakan akan berlanjut di masa depan karena kedua negara berusaha untuk mengurangi ketergantungan mereka pada dolar AS.
Banyak orang telah memperingatkan bahwa persenjataan dolar AS akan menyebabkan USD kehilangan status mata uang cadangan globalnya.
Semakin banyak negara mendorong penggunaan mata uang nasional untuk mengurangi ketergantungan mereka pada dolar AS. Blok ekonomi BRICS telah meningkatkan upaya de-dolarisasi dan telah mengusulkan mata uang bersama.
Sepuluh negara Asia Tenggara telah sepakat untuk mempromosikan penggunaan mata uang nasional dan baru-baru ini pejabat tinggi dari sembilan negara Asia bertemu di Iran untuk membahas langkah-langkah de-dolarisasi.
Namun, Dana Moneter Internasional (IMF) tidak melihat adanya “pergeseran cepat” dalam cadangan dolar AS meskipun tren de-dolarisasi meningkat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto