Jokowi Tak Akan Netral Saat Pesta Demokrasi, Sinyal Mau Jadi Presiden Lagi?

Pengamat Kebijakan Publik, Gigin Praginanto menyoroti sikap tak netral menghadapi pesta demokrasi yang akan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Orang nomor satu dalam pemerintahan tersebut baru-baru ini membuat pernyataan kontroversial dengan menyatakan dirinya tak akan berhenti cawe-cawe demi kemajuan dari Indonesia.

Baca Juga: Lewat Empat Strategi Pemerintahan Jokowi, Sri Mulyani Yakin Indonesia Segera Menjadi Negara Maju

Gigin heran dengan hal tersebut mengingat beberapa waktu lalu, Jokowi mengatakan bahwa dirinya tak akan cawe-cawe, sebuah sikap yang bertolak belakang dengan apa yang dikatakannya sekarang.

"Setelah mengatakan tak cawe-cawe sekarang mengatakan mau cawe-cawe," cuitnya seperti yang dikutip dari Twitter @giginpraginanto, Rabu (31/05/2023).

Gigin curiga bahwa ketidakkonsistenan pernyataan tersebut akan menjadi kebiasaan buruk yang akan selalu ditunjukkan oleh Jokowi.

Tak tanggung-tanggung, dirinya curiga elite politikus tersebut sewaktu-waktu bisa mengatakan bahwa dirinya ingin menjadi seorang presiden lagi.

Baca Juga: Ternyata Pisau Bermata Dua, Sandiwara Kedekatan Prabowo dan Jokowi Dibaca: Ibarat Dua Ekor Monyet...

"Selanjutnya dia mungkin akan mengatakan mau jadi presiden lagi. Ambyar!," pungkas penggiat media sosial ini lewat akun pribadinya.

Diketahui, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan dirinya tetap akan melakukan manuver cawe-cawe di Pilpres 2024.

Baca Juga: Menyongsong Transformasi Ekonomi, Sri Mulyani Bongkar Sejumlah Prioritas Jokowi di 2024

Dia menyebut, langkah mencampuri urusan kontestasi politik ini dalam arti yang positif. Cawe-cawe yang dimaksud, menurut orang nomor satu dalam pemerintahan ini tentu masih dalam koridor aturan dan tidak akan melanggar undang-undang.

Baca Juga: Sindiran Politik Cawe-Cawe Jokowi di Panggung Depan, 'Kadang Berbeda dengan Panggung Belakangnya'

"Saya tidak akan melanggar aturan, tidak akan melanggar undang-undang," katanya saat bertemu dengan para pemimpin redaksi media massa nasional di Istana, Jakarta, Senin (29/5/2023).