Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Transformasi Masyarakat Kampung Beting

        Transformasi Masyarakat Kampung Beting Kredit Foto: Cikarang Listrindo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, sempat terkenal di sosial media karena dikunjungi oleh Presiden Jokowi dua kali pada tahun 2017 dan 2019. Terutama karena adanya proyek jembatan oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang menghubungkan dua desa yang terpisah oleh Sungai Citarum. Jembatan tersebut dibangun untuk menjadi jalan produksi para petambak udang disana.

        Kampung Beting di Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muara Gembong merupakan salah satu desa binaan PT Cikarang Listrindo Tbk. Dahulu pada tahun 1980-an kampung ini sempat dijuluki sebagai kampung "dollar" karena berlimpah hasil tangkapan laut, mulai dari ikan, udang, hingga kepiting, dan masyarakat yang tinggal di kampung ini pun makmur sentosa.

        Baca Juga: Sambut Hari Raya Waisak, WOM Finance Berikan Bantuan ke Vihara

        Namun, sejak tahun 1990-an, ancaman abrasi laut dan penurunan muka tanah sebagai akibat dari pengalihan fungsi lahan mangrove menjadi tambak dan pemukiman terjadi di Desa Pantai Bahagia yang menyebabkan lenyapnya tiga kampung lain dan rusaknya tambak nelayan. 

        Saat ini, kampung ini mulai bertransformasi kembali menjadi area konservasi mangrove dan juga tempat wisata bahari untuk masyarakat Jawa Barat. Sekitar 300 kepala keluarga (KK) masih bertahan tinggal di Kampung Beting ini. Mereka terus mengusahakan daerah Muara Gembong untuk mengubah daerah yang rusak lingkungannya menjadi sebuah daerah yang ramah lingkungan dan juga ramah wisatawan.

        Perseroan sejak tahun 2019 mendukung niatan baik masyarakat desa Kampung Beting dan hingga 2022 telah melakukan penanaman sebanyak 5.000 pohon mangrove di areal konservasi mangrove dan juga mendukung pariwisata lokal disana. Perseroan pun mengikutsertakan masyarakat lokal dalam inisiatif ini melalui kerja sama dengan Kelompok Bahagia Berkarya (KEBAYA). Kehadiran Perseroan di kampung ini dengan membawa visi untuk memperbaiki ekosistem mangrove, menjadi pusat edukasi pengelolaan mangrove yang berkelanjutan di Kabupatan Bekasi serta mendukung perekonomian masyarakat lokal terutama yang berhubungan dengan mangrove.

        Sebagai aksi pendukung visi Perseroan di Kampung Beting ini, Perseroan juga turut berkontribusi dalam menyediakan fasilitas-fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan 300 KK ini. Salah satunya yang menjadi fokus Perseroan terkait dengan kesehatan masyarakat melalui penyediaan fasilitas air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan. 

        Kampung Beting yang terletak di sekitar muara anak sungai Citarum dan hanya berjarak 1 km dari garis pantai memiliki akses terbatas terhadap fasilitas kesehatan dasar, seperti air bersih dan sanitasi. Pada tanggal 10 Mei 2023 lalu, Perseroan meresmikan fasilitas air bersih yang kedua, dengan menggunakan teknologi bioseptic tank dalam pengolahan airnya untuk kualitas air yang lebih baik.

        Kapasitas atas kedua fasilitas air bersih yang dibangun oleh Perseroan dapat memenuhi kebutuhan air bersih terhadap 50 KK. Pada hari peresmian, karyawan Perseroan juga secara langsung memberikan edukasi dan sosialisasi kepada warga Kampung Beting untuk membangun dan mengubah pola kehidupan menjadi lebih sehat dengan penggunaan air bersih dan sanitasi yang layak, serta menjelaskan dampak aktivitas keseharian terhadap ekosistem laut. Dalam acara peresmian ini, turut hadir Ahmad Qurtubi sebagai Sekretaris Desa Pantai Bahagia dan Dadang Subagja sebagai Kepala Seksi Ekonomi Pembangunan Kecamatan Muara Gembong.

        Langkah-langkah yang diambil oleh Cikarang Listrindo untuk menyediakan fasilitas air bersih dan sanitasi yang layak di Kampung Beting, Muara Gembong, sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG). Kegiatan penanaman pohon mangrove secara rutin merupakan implementasi dari SDG 15, yaitu menjaga ekosistem daratan.

        Baca Juga: Dapat Bantuan RST, Rumah Kakek di Dharmasraya Ini Dibedah Kemensos

        Dengan menggalakkan penanaman mangrove, diharapkan ketahanan ekosistem mangrove akan menjadi benteng alami yang melindungi pesisir dari abrasi dan bencana alam, memberikan habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna, serta mengurangi kerentanan terhadap perubahan iklim. 5.000 pohon mangrove yang telah ditanam diprediksi menghasilkan serapan karbon yang dihasilkan sebanyak 48,1 ton CO2/tahun yang juga akan membantu mengurangi dampak iklim di daerah tersebut.

        Sementara, kegiatan penyediaan air bersih dan sanitasi merupakan implementasi dari SDG 6, yaitu akses universal terhadap air bersih dan sanitasi. Perseroan terus menularkan kebaikan dengan semangat insan Perseroan, yaitu "Terang yang Membawa Kebaikan", dengan berperan aktif dalam membangun masyarakat yang lebih baik. Langkah ini diharapkan dapat menginspirasi pemangku kepentingan dan juga semua pihak untuk bersama turut serta dalam upaya membangun bangsa dan negara Indonesia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: