Dilanda Kerusuhan Besar-besaran, Prancis Dilaporkan Alami Kerugian Ekonomi Fantastis Capai Rp1,6 Triliun!
Prancis dilanda kerusuhan besar-besaran usai peristiwa penembakan mati seorang remaja keturunan Aljazair-Maroko oleh aparat penegak hukum. Kejadian ini berujung kerusuhan dan penjarahan yang menyebar di seluruh negeri.
Diketahui, kerusuhan ini telah menyebabkan lebih dari 1000 orang ditangkap. Sementara, pihak berwenang mengerahkan 45.000 polisi, termasuk di Lyon dan Marseille, setelah jalan-jalan dipadati para demonstran berusia muda yang membakar dan menyerang petugas, bangunan umum, dan toko.
Baca Juga: Binance Sedang Diselidiki di Prancis terkait Dugaan Praktik Ilegal hingga Tindakan Pencucian Uang
Kerusuhan ini diketahui telah memicu kerugian ekonomi yang cukup besar. Pada Sabtu (1/7/2023), Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire mengatakan sekitar 10 pusat perbelanjaan, lebih dari 200 supermarket, 250 toko tembakau, dan 250 gerai bank telah diserang atau dijarah pada malam sebelumnya.
"Semua jenis bisnis telah menjadi sasaran, terutama yang memiliki barang dagangan berharga," kata Jean-Luc Chauvin, Kepala Kamar Dagang Aix Marseille Provence, dikutip dari The Business Times, Jumat (7/7/2023).
Sementara itu, nilai kerugian diperkirakan mencapai lebih dari 100 juta euro (lebih dari Rp1,65 triliun) dan jumlah ini dipastikan akan meningkat.
Kerugian pun semakin bertambah dengan dibatalkannya banyak acara penting, seperti peragaan pakaian pria dari brand kenamaan LVMH Celine dan acara budaya seperti konser di beberapa daerah pun turut dibatalkan untuk mencegah pertemuan publik.
Diketahui, kerusuhan bermula dari remaja berusia 17 tahun bernama Nahel Merzouk yang ditembak mati polisi karena pelanggaran lalu lintas.
Petugas yang melepaskan tembakan telah didakwa dengan kasus pembunuhan dan berada dalam penahanan pra-sidang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Almas
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: