Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pemerintah Indonesia-Korsel Bertemu Bahas Kerja Sama Ekonomi IK-CEPA, Begini Hasilnya!

        Pemerintah Indonesia-Korsel Bertemu Bahas Kerja Sama Ekonomi IK-CEPA, Begini Hasilnya! Kredit Foto: Kemenko Bidang Perekonomian
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemerintah Republik Indonesia dan Republik Korea mengadakan pertemuan 2nd Joint Committee on Economic Cooperation (JCEC 2) di Seoul, Korea Selatan.

        Berdasarkan keterangan resmi Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, agenda utama pertemuan tersebut adalah menindaklanjuti Indonesia Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA) yang telah berlaku efektif sejak Januari 2023. Dalam JCEC 2 Republik Indonesia-Republik Korea, kerja sama yang lebih mendalam dibahas dalam tiga working group, yaitu Trade and Investment, Industrial Cooperation, dan Digital Economy.

        Baca Juga: Genjot Pembangunan Berkelanjutan, BIMP-EAGA Gandeng AKC dan GGGI dari Korea Selatan

        "Selain ketiga bidang kerja sama tersebut, JCEC memiliki kelompok kerja Energi dan Sumber Daya Mineral yang bertemu pada November 2022. Keempat bidang tersebut telah disepakati sebagai potensi keuntungan ekonomi kedua negara, di mana kerja sama yang lebih terbuka dan saling menguntungkan," jelas Kemenko Perekonomian, Rabu (26/7/2023).

        Berbagai peluang kerja sama kebijakan dan bisnis di berbagai tingkat antara kedua negara dibahas secara dekat di antara perwakilan lembaga Pemerintah Indonesia dan Korea.

        "Pokja Perdagangan dan Investasi sepakat untuk mendalami pengembangan investasi turunan nikel untuk baterai kendaraan listrik (EV), daur ulang baterai kendaraan listrik, motor listrik, panel surya, fasilitasi izin impor, akses pasar produk buah Indonesia di Korea, dan Official Development Assistance untuk sektor infrastruktur EV, teknologi deteksi polusi dan zat berbahaya, serta peningkatan kapasitas metrologi," ungkapnya.

        Sementara itu, kelompok kerja kerja sama industri memberikan kesempatan untuk kerja sama di bidang industri, antara lain industri mobilitas listrik (e-mobilitas) yang menjadi kubu Korea, transfer keahlian di sumber daya industri 4.0, dan berbagai lingkup Industri seperti kaca piring, ramah lingkungan, bioteknologi putih.

        Kelompok kerja ini juga menyepakati pengembangan produksi melalui perluasan pabrik petrokimia Lotte dan pengembangan PT. Klaster Baja Krakatau Steel-POSCO. 

        Dalam kesempatan yang sama, Kementerian Perindustrian RI juga menawarkan kerja sama di bidang wellness production dengan industri bio-prospecting. Pasalnya, Korea memiliki keunggulan dalam teknologi dan branding produk kesehatan, termasuk kosmetik, sedangkan Indonesia memiliki bahan bakunya.

        Kelompok kerja Ekonomi Digital merupakan kelompok baru yang sebelumnya bernama WG e-Commerce yang dibentuk dalam pertemuan bilateral di tengah G20 Ball Summit pada November 2022. Kesepakatan yang dicapai dalam kelompok kerja ini adalah tentang penciptaan center of excellence for digital start-ups, pengembangan sistem pertukaran informasi digital origin Indonesia-Korea CEPA, kerja sama perlindungan hak kekayaan intelektual dalam e-commerce, pengembangan dan perluasan akses pasar usaha mikro, kecil, dan menengah Indonesia melalui e-Platform, dan kebijakan impor barang melalui e-commerce.

        Seiring makin akrabnya kedua masyarakat tersebut, perkembangan digitalisasi diharapkan dapat membuka relasi bisnis hingga ke level usaha kecil dan menengah. Pokja ESDM membahas peluang kerja sama penting terkait transisi energi ramah lingkungan, pengolahan mineral kritis dan logam tanah jarang, serta mitigasi perubahan iklim global. Korea telah lama menguasai teknologi baja dan kimia yang telah mendukung kemajuan industri teknologi tinggi seperti otomotif dan semikonduktor.

        Kerja sama di bidang energi meliputi teknologi Carbon Capture and Storage (CCS), produksi energi hidrogen/amonia, pembangkit listrik tenaga air, partisipasi perusahaan Korea dalam eksplorasi lapangan gas alam Indonesia, pengembangan Smart Grid Policy, dan program peningkatan kapasitas tenaga kerja di bidang energi termasuk mengeksplorasi teknologi nuklir modern untuk pembangkit listrik (smart reactor).

        Hasil pertemuan keempat kelompok kerja tersebut akan dilaporkan pada tingkat menteri dan kepala negara kedua negara. Pertemuan JCEC-2 ini sekaligus menandai 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Korea. Hal itu ditegaskan oleh Kepala Delegasi Pemerintah Indonesia, Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Internasional Kemenko Bidang Perekonomian, Edi Prio Pambudi.

        Baca Juga: Waspadai Ancaman 'The Perfect Storm', Kemenko Perekonomian Dorong Bonus Demografi Bawa RI Maju

        "Hubungan bilateral kedua negara telah memasuki tahun ke-50 pada tahun 2023 yang biasa disebut sebagai Golden Age dan sudah selayaknya memperkuat kerja sama dengan berbagai terobosan teknologi yang menguntungkan masyarakat kedua negara," ujar Edi.

        Sejalan dengan keinginan Pemerintah Indonesia, Kepala Delegasi Republik Korea, Wakil Menteri Perdagangan Kementerian Perdagangan, Industri, dan Energi, Jeong Dae-jin, sepakat untuk lebih meningkatkan level dan sektor kerja sama dalam JCEC dalam rangka perayaan 50 tahun hubungan bilateral kedua negara.

        Jeong Dae-jin juga mengusulkan agar fokus penguatan kerja sama baru dapat dilakukan di tiga sektor, yakni pengembangan rantai pasok regional dan global, kerja sama industri hijau dan mitigasi perubahan iklim, serta maksimalisasi implementasi perjanjian perdagangan kedua negara yang telah efektif sejak awal tahun ini, yakni Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Korea (IKCEPA) dan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP).

        Pertemuan hangat ini juga menyepakati tindak lanjut untuk meningkatkan dan menginovasi kerja sama Indonesia-Korea. Kedua Wakil Menteri sepakat untuk segera menindaklanjuti sektor-sektor prioritas dalam JCEC.

        Sektor-sektor tersebut antara lain peningkatan transparansi; kemudahan dan kepastian berbisnis dan investasi; pengembangan ekosistem kendaraan listrik dari hulu ke hilir (pengolahan nikel, industri baterai, dan kendaraan listrik); kerja sama dalam negosiasi internasional termasuk terkait mineral kritis serta kerja sama transisi energi. JCEC-2 dilanjutkan dengan temu bisnis sebagai bagian dari perayaan 50 tahun hubungan Indonesia-Korea yang melibatkan lebih dari 200 perusahaan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Alfida Rizky Febrianna
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: