Pakar hukum pidana Hibnu Nugroho memberikan tanggapan atas viralnya kasus 'Jokowi bajingan tolol' yang diucapkan oleh komentator politik Rocky Gerung.
Menurutnya, secara hukum pidana ucapan itu masuknya adalah delik aduan, artinya yang bisa melaporkan ke pihak berwajib hanya Presiden Jokowi kalau merasa harkat dan martabatnya direndahkan.
"Pencemaran nama baik terhadap Presiden itu ada perubahan lewat Putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Itu delik aduan, ketika itu delik tergantung kepada yang teradu dalam hal ini Presiden Jokowi," kata Hibnu.
Lain halnya, jika ucapan penghinaan terhadap presiden itu masuk ke delik umum, maka kerugiannya menyangkut orang banyak.
"Dalam perkembangannya, Putusan MK itu wajib Presiden Jokowi memberikan klarifikasi atau pernyataan kalau ia merasa dihina, wajib melaporkan dan tidak bisa diwakilkan, karena itu masuknya delik aduan," tambahnya.
Oleh karena itu, segala laporan pihak dengan mengatasnamakan kelompok masyarakat tertentu tidak bisa dianggap mewakili harkat dan martabat Jokowi.
"Pihak lain yang merasa tersinggung, itu tidak bisa. Bahkan ajudannya sekalipun. Putusan ini keluar, pernah ada kasus di Tegal, bupatinya merasa dilecehkan, yang melaporkan anak buahnya, kemudian UU itu diuji. Putusan MK menyebut yang bersangkutan sendiri, agak sulit kalo Pak Jokowi diam-diam saja," jelasnya.
Lalu ucapan Rocky apakah masuknya kritik berbasis kinerja pejabat publik atau serangan pribadi?
"Kalau jabatan itu adalah kinerja, suatu otoritas makanya yang disampaikan Rocky terkait pembangunan IKN. Kalau bodoh itu bisa pribadi. Ketika jabatan bicara kinerja, sistem, kalau pribadi seseorang yang menyangkut martabat diri, itu yang menjadi delik aduannya begitu," tandasnya.
Sebelumnya, beredar sebuah video yang memperlihatkan Rocky Gerung tengah berceramah di hadapan audiens dan isinya mengritik Presiden Jokowi berkaitan dengan lawatan kerjanya ke China baru-baru ini.
"Begitu Jokowi kehilangan kekuasaannya dia jadi rakyat biasa, enggak ada yang peduli nanti. Tetapi ambisi Jokowi adalah mempertahankan legacy-nya. Dia masih pergi ke Cina buat nawarin IKN dia masih mondar-mandir dari satu koalisi ke koalisi yang lain untuk mencari kejelasan nasibnya. Dia memikirkan nasibnya sendiri, dia enggak pikirin nasib kita, itu b*j*ng*n yang t*l*l, dia b*j*ng*n yang pengecut," kata Rocky Gerung.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: