Golkar-PAN Bergabung di KKIR, PKB Malah Mengingatkan Kekalahan Prabowo di Pilpres 2014 dan 2019
PKB menyambut baik bergabungnya Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
Meski demikian penentuan capres/cawapres, PKB tetap berpatokan pada piagam kerja sama awal yang ditandatangani bersama dengan Gerindra pada 13 Agustus 2022 di Sentul Bogor.
"Untuk penentuan Capres dan Cawapres yang akan diusung PKB tetap berpatokan pada Piagam KKIR yang ditandatangani tepat satu tahun lalu di Sentul Bogor," kata Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKB Syaiful Huda, Minggu (13/8/2023).
Syaiful optimistis bergabungnya Golkar dan PAN yang masing-masing partai mempunyai kekuataan massa dan pengalaman politiknya bisa menambah kekuataan KKIR.
Ia mengungkapkan kerjasama Gerindra-PKB, Golkar, PAN masih sangat awal, membutuhkan detail-detail pembahasan agar benar-benar menjadi kekuatan yang solid.
"Kalau dari piagam kerja sama yang kita tandatangani saat ini hanya menyebutkan bahwa Gerindra-PKB menerima Golkar-PAN sebagai rekan koalisi. Belum ada detail-detail terkait hak dan kewajiban para pihak termasuk bagaimana pola pengambilan keputusan penentuan capres-cawapres yang akan diusung,” katanya.
Huda menegaskan target kemenangan dalam Pilpres 2024 harus benar-benar menjadi pertimbangan KKIR plus Golkar-PAN. Hal ini penting dijadikan titik tolak kerjasama sehingga Prabowo Subianto tidak mengulang lagi memori kekalahan yang kelam di koalisi pengusungnya yang kalah dalam Pemilu 2014 dan 2019.
"Jadi pertimbangannya harus benar-benar peluang menang. Tidak sekadar jumlah kursi di parlemen, pasokan logistik, atau sekadar hasil survei. Tetapi benar-benar keseimbangan dari figur yang diusung, kekuatan logistik, hingga basis tradisional dukungan capres-cawapres yang akan diusung,” katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat