Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Menko Airlangga Tegaskan Gelora Ekonomi Kian Moncer di ASEAN

        Menko Airlangga Tegaskan Gelora Ekonomi Kian Moncer di ASEAN Kredit Foto: Alfida Rizky Febrianna
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, Kawasan ASEAN menunjukkan kinerja positif selama satu dekade terakhir dengan rata-rata tingkat pertumbuhan sebesar 4%-5%.

        Selain itu, Kawasan ASEAN juga memiliki perekonomian terbesar kelima dan eksportir terbesar keempat di dunia. Pada tahun 2022, kawasan ASEAN juga menjadi tujuan investasi asing langsung (FDI) terbesar kedua.

        Baca Juga: Demi Kerja Sama Strategis, Cook Islands Jadi Tamu Pertama di KTT ASEAN

        “Saat ini wilayah kita menjadi salah satu dari sedikit titik terang pertumbuhan ekonomi,” kata Airlangga, dalam keterangan resmi yang diterima Tim Komunikasi dan Media KTT ASEAN ke-43, dikutip Selasa (5/9/2023).

        Dalam kesempatan ini, Airlangga juga menyatakan, Indonesia menegaskan bahwa kerja sama ASEAN tidak semata-mata menjadi tanggung jawab sektor publik. Sebaliknya, kuncinya terletak pada upaya inklusif dan kolaboratif sektor swasta dalam berbagai agenda dan inisiatif ASEAN.

        Perekonomian ASEAN mencatat tingkat pertumbuhan sebesar 5,7% pada tahun 2022, didorong oleh tingginya tingkat konsumsi domestik, perdagangan, dan investasi. Industri seperti elektronik, kendaraan listrik, dan ekonomi digital mengalami peningkatan investasi tahun lalu, dengan total aliran masuk FDI meningkat sebesar 5,5%.

        "Proyek-proyek bernilai ekonomi di ASEAN juga dipengaruhi oleh dinamika global, sehingga diperlukan peran aktif sektor publik dan swasta," pungkasnya.

        Baca Juga: Indonesia Siap Unjuk Wisata Kesehatan Level Dunia di ASEAN Indo-Pacific Forum 2023

        Menurut Airlangga, ada tiga bidang prioritas yang memberikan peluang bagi sektor swasta untuk berkontribusi dalam agenda global.

        “Pertama, kita memerlukan suara yang lebih kuat dari sektor swasta untuk menyoroti dan mengurangi risiko dan biaya fragmentasi rantai pasokan global dan regional yang disebabkan oleh geopolitik. Sektor publik dan swasta perlu bekerja sama, termasuk dengan mitra dan platform lainnya, untuk menegakkan arsitektur perdagangan dan ekonomi yang terbuka, inklusif, tidak diskriminatif, dan berbasis aturan,” katanya.

        Baca Juga: Mendahului Amerika Seriket dan China, Kepala Negara Ini Tiba Duluan Hadir di KTT ASEAN

        Kedua, dia mengatakan bahwa sektor swasta yang aktif diperlukan untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan baru. Sektor swasta ASEAN harus berkolaborasi dengan dewan bisnis lain untuk mengeksplorasi potensi kolaborasi. Sektor swasta ASEAN juga harus menerapkan model bisnis inklusif dan mengoptimalkan hubungan dengan pembangunan ekonomi lokal, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

        Ketiga, lanjut Airlangga, sektor swasta ASEAN perlu memanfaatkan sumber daya, jaringan, teknologi, dan keahliannya untuk mengatasi tantangan sosial-ekonomi dan perubahan iklim di kawasan. Inovasi, difusi dan adopsi teknologi juga perlu didukung dan dipercepat untuk meningkatkan ketahanan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat.

        Baca Juga: ASEAN Concord IV Disepakati, Menlu Retno: Landasan Visi Komunitas ASEAN 2045

        “Jalan ke depan masih diselimuti ketidakpastian. Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan melambat di tahun-tahun mendatang. Sudah ada tanda-tanda perlambatan kinerja ekonomi di negara-negara utama ASEAN, meningkatnya inflasi pangan, dan ketidakpastian pasar yang sedang berlangsung akibat fragmentasi geopolitik,” jelas Airlangga.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Alfida Rizky Febrianna
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: