Perubahan Gaya Hidup Melalui Mobilitas Mikro Menjadi Salah Satu Pendorong Upaya Perbaikan Udara
Upaya antisipasi polusi udara terus menjadi perhatian utama masyarakat. NASA menyebutkan terdapat peningkatan luas kawasan hijau di bumi selama dua dekade terakhir.
Peningkatan terjadi sebesar 5 persen atau lebih dari dua juta kilometer persegi kawasan hijau jika dibandingkan dari tahun 2000-an. Namun, peningkatan kawasan hijau di bumi juga diiringi dengan peningkatan polusi udara yang terus meningkat hingga 4%.
Baca Juga: Biar Udara Bersih, Pola Mobilisasi dan Aktivitas Warga Jakarta Perlu Diubah Melalui Regulasi
Lajunya peningkatan polusi udara mengakibatkan proses penyerapan polusi melalui tumbuhan di kawasan hijau tidak terjadi secara maksimal. Khususnya di Indonesia, permasalahan polusi udara pada beberapa waktu terakhir terus meningkat.
Indeks kualitas udara tepatnya di Jabodetabek selalu berada di kategori merah dan jingga, tidak sehat dan tidak sehat bagi kelompok sensitif sehingga menimbulkan lonjakan kasus infeksi saluran pernapasan atas/ ISPA di rumah sakit dan berbagai penyakit lainnya.
Pemerintah Indonesia terus mengupayakan penanganan polusi udara, terlebih untuk mencapai target Net Zero Emission 2060. Berhubungan dengan itu, BEAM Mobility juga ikut berkontribusi.
BEAM Mobility, perusahaan mobilitas mikro berbagi terbesar di Asia Pasifik, memulai langkah awal untuk mengurangi polusi udara melalui penyediaan layanan mikromobilitas. BEAM Mobility menyediakan transportasi ramah lingkungan untuk membantu mengurangi polusi udara serta mendukung sustainable lifestyle bagi masyarakat.
Country Manager Beam Mobility Indonesia, Devraj Sathivelu mengatakan, “Melihat permasalahan ini, BEAM Mobility terus berupaya untuk memperkenalkan layanan mobilitas mikro di berbagai daerah di Indonesia. Saat ini, strategi mobilitas mikro menjadi tren alternatif yang dipilih oleh berbagai negara untuk membantu mengurangi kemacetan dan mengurangi emisi karbon/CO2 dan NO2.”.
Di Indonesia, Beam Mobility telah hadir di beberapa kota dan wilayah termasuk Bogor dan Bali, kawasan edukasi seperti Universitas Indonesia hingga kawasan pemukiman seperti di Bintaro, Jababeka, Alam Sutera, Jakarta Garden City, Citra Raya, Sedayu City, dan beberapa kawasan pemukiman lainnya.
Beam Mobility sendiri telah mengoperasikan layanan skuter dan sepeda elektrik secara ride-sharing di lebih dari 60 kota di Australia, Selandia Baru, Malaysia, Thailand, Korea, dan Turki.
Devraj menjelaskan, “Setelah hampir 1 tahun menghadirkan layanan Beam Mobility di Indonesia, kami melihat adanya perubahan pada aktivitas mobilisasi masyarakat, salah satu contohnya adalah di Bintaro dimana kami melihat ada tren kenaikan penggunaan armada kami hingga 300% untuk commute dari dan ke stasiun kereta dalam 3 bulan terakhir. Hal ini adalah tujuan utama kami berdiri yaitu untuk memenuhi aktivitas mobilisasi singkatnya tanpa harus menggunakan kendaraan berbahan bakar fosil.”.
“Lebih dari itu Beam Mobility bukanlah sekadar layanan ridesharing e-bike yang ramah lingkungan. Namun Beam Mobility adalah sebuah program inisiasi yang menstimulasi peran serta masyarakat untuk menjalani gaya hidup baru yang lebih sustainability conscience,” tambah Devraj.
Pada tahun 2019 Beam mendapatkan sertifikasi Climate Neutral sebagai perusahaan yang memberikan atensi untuk menghilangkan emisi karbon.
Beam juga menargetkan untuk melangkah lebih jauh untuk mengurangi emisi karbon dengan menerapkan Reduction Action Plan dengan beralih menggunakan armada elektrik dari sumber terbarukan yang bersertifikat, serta mengkonversi menuju sumber energi bersertifikat untuk semua kegiatan operasionalnya.
Baca Juga: PLN Turun Menekan Polusi Udara Jakarta, Begini Solusinya
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: