Komisi X DPR RI menyoroti adanya dugaan penjiplakan lagu daerah Indonesia, "Halo-Halo Bandung" oleh Malaysia.
Lagu yang muncul di salah satu kanal YouTube Malaysia tersebut dibuat dengan instrumen yang sama dengan lagu Halo-halo Bandung ciptaan Ismail Marzuki.
Adapun heboh penjiplakan lagu ini diketahui dari video YouTube lagu Helo Kuala Lumpur yang mirip dengan lagu Halo-Halo Bandung.
Selain instrumennya, lirik lagu Helo Kuala Lumpur bahkan nyaris sama dengan lagu Halo-Halo Bandung milik Indonesia.
Anggota Komisi XI DPR Andres Hugo menilai Pemerintah perlu menyampaikan protes ke Malaysia terkait penjiplakan lagu Halo-Halo Bandung.
Sebab penjiplakan ini tak hanya sekadar pelanggaran hak cipta, tapi juga mencederai rasa persaudaran antar-negara.
"Dirjen Kebudayaan bisa berkoordinasi dengan Kemlu (Kementerian Luar Negeri) untuk membuat nota protes ke Pemerintah Malaysia," kata Andreas, Rabu (13/9/2023).
Penjiplakan lagu Halo-halo Bandung membuat geram masyarakat Indonesia, termasuk di jagat maya karena video lagu Helo Kuala Lumpur menjadi viral.
Ia mengatakan Indonesia pantas protes karena Halo-halo Bandung merupakan salah satu lagu identitas Negara karena isinya tentang sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa.
"Karena itu menyangkut lagu perjuangan yang berkaitan dengan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Penjiplakan lagu Halo-halo Bandung oleh Malaysia telah menodai harga diri negara kita,” tegasnya.
Andreas mengatakan, karya seni budaya termasuk aset berharga yang dimiliki suatu bangsa. Apalagi lagu Halo-halo Bandung dibuat untuk mengenang perjuangan para pahlawan yang gugur saat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
"Halo-Halo Bandung adalah lagu legendaris Indonesia yang telah menjadi bagian integral dari budaya dan sejarah musik Indonesia. Lagu ini menggambarkan keindahan dan kenangan tentang kota Bandung serta perjuangan pahlawan dengan cara yang unik dan indah," papar. Andreas.
Lebih lanjut, Andreas menilai Indonesia harus tegas dalam menghadapi Malaysia. Sebab bukan kali ini saja negara Jiran itu ‘mengklaim’ warisan budaya Indonesia.
Dalam bentuk lagu daerah, Malaysia sempat menggunakan lagu Rasa Sayange untuk promosi pariwisatanya yang bertajuk Malaysia Truly Asia pada 2017 lalu. Rasa Sayange adalah lagu Indonesia asal Maluku yang diciptakan oleh putra daerah, Paulus Pea.
Kemudian Malaysia juga sebelumnya mengklaim setidaknya 12 warisan budaya Indonesia lainnya sebagai bagian budaya negaranya. Ke-12 warisan budaya tersebut yakni Pencak Silat, Wayang Kulit, Tari Piring, Tari Tor-tor, Angklung, Batik, Lunpia/Lumpia Semarang, alat musik Godang Sambilan, Beras Adan hingga Kuda Lumping.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat