Kaspersky: Ancaman Siber Sasar UMKM Indonesia pada Paruh Pertama 2023
Sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia berkembang pesat. Sayangnya, ancaman siber banyak menyasar sektor ini pada paruh pertama tahun 2023. Berikut penemuan Kaspersky baru-baru ini.
Dilansir dari keterangannya pada Selasa (19/9/2023), Kaspersky melaporkan bahwa ancaman terhadap UMKM sedang berlangsung dan meresahkan. Mereka menggunakan berbagai taktik canggih.
Pakar Kaspersky pun meneliti perangkat lunak (software) yang paling banyak digunakan UMKM di seluruh dunia, termasuk Microsoft Office, Microsoft Teams, Skype, dan lain-lain. Dengan melakukan referensi silang perangkat lunak ini dengan telemetri Kaspersky Security Network, para peneliti menentukan bagaimana malware dan perangkat lunak yang tidak diinginkan didistribusikan dengan kedok aplikasi yang disebutkan.
Baca Juga: Palo Alto Networks: Keyakinan pada Keamanan Siber Meningkat Walau ATO & Serangan Malware Masih Ada
Hasilnya, sebanyak 730 karyawan UMKM di Indonesia telah berhadapan dengan malware atau perangkat lunak tidak diinginkan yang menyamar sebagai aplikasi bisnis, antara Januari hingga Juni tahun ini. Jumlah tersebut sedikit turun dibandingkan periode yang sama tahun 2022, yang berjumlah sebanyak 923 karyawan.
Kaspersky mendeteksi malware unik pada paruh pertama tahun 2023, hasilnya terdapat 839 file unik yang didistribusikan dengan cara menyamar sebagai aplikasi bisnis ini. Jumlah ini meningkat 123,73% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni sebanyak 375 file.
Tidak hanya itu, Kaspersky juga telah memblokir 11,969 file berbahaya yang menargetkan sektor UMKM dalam negeri selama paruh pertama tahun 2023, meningkat sebesar 83,18% dibandingkan dengan 6,534 upaya serangan pada periode yang sama pada tahun 2022.
General Manager Asia Tenggara Kaspersky, Yeo Siang Tiong mengatakan, potensi pertumbuhan ekonomi melalui UMKM tersebut, harus dilindungi dengan membangun pertahanan siber lebih protektif dari sebelumnya. Tiong berpesan kepada pemilik bisnis, untuk memetakan tantangan atu gangguan keamanan siber yang dihadapi.
Ditambah lagi, Tiong juga menyarankan, pemilik bisnis perlu untuk menetapkan kebijakan pengendalian karyawan dan operasional, serta mendapatkan pemahaman mendalam tentang hal yang dapat dilakukan, baik secara mandiri atau kolaboratif.
“Melakukan langkah-langkah ini dapat membangun rasa tanggung jawab bersama dalam melindungi bisnis Anda, terlepas dari ukuran dan skalanya,” ujar Tiong.
Karena penjahat siber menargetkan UMKM dengan segala jenis ancaman, mulai dari serangan malware, menyamar sebagai aplikasi bisnis, phising, hingga penipuan email, maka pelaku UMKM haruslah waspada. Sebabnya, satu serangan siber dapat mengakibatkan kerugian finansial dan reputasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: