Dua Kali Tawarkan Perubahan, Begini Tantangan yang dihadapi oleh Anies Baswedan
Anies Baswedan memang tidak asing dengan situasi pemilihan umum yang menempatkan dirinya sebagai penantang incumbent. Sebelumnya, Anies Baswedan pernah menjadi penantang ketika maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta pada tahun 2017. Ketika itu, Anies menantang incumbent Basuki Tjahaja Purnama yang sebelumnya memimpin Jakarta bersama Joko Widodo.
Pada pemilihan gubernur DKI Jakarta tersebut, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno berhasil memenangkan suara dengan jumlah lebih dari 57% dibandingkan Ahok-Djarot yang mendapatkan sekitar 42% suara.
Situasi yang tidak jauh berbeda dihadapi kembali oleh Anies Baswedan pada masa pemilihan umum presiden Republik Indonesia 2024 ini. Berdasarkan situasi politik yang terjadi hingga kini, Anies Baswedan terhitung akan menantang incumbent, atau setidaknya kubu yang didukung oleh incumbent.
Baca Juga: Ganjar Berkomitmen Hadirkan Sekolah Gratis se-Indonesia Seperti yang Dilakukannya di Jateng
Melawan dua bakal calon presiden lain yang mendapat dukungan incumbent, Anies Baswedan dituntut memiliki gagasan berlawanan atau perubahan. Salah satu gagasan berlawanan yang tajam ditujukan kepada Anies Baswedan adalah mengenai kelanjutan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Sebagai sosok alternatif yang menjadi penantang Ganjar pranowo dan Prabowo Subianto, dua sosok yang didukung oleh Joko Widodo, Anies Baswedan dipersepsikan bakal membatalkan rancangan kerja pemerintah sebelumnya. Meskipun begitu, Anies Baswedan menepis persepsi tersebut.
Berkaitan dengan itu, Anies Baswedan pernah mengungkapkan tantangannya sebagai seorang challengers. Dalam obrolannya bersama Rhenald Kasali, Anies mengakui bahwa tantangannya adalah meyakinkan perubahan itu sendiri.
“Jadi, pada saat itu (pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017), challenge terbesar adalah meyakinkan publik Jakarta bahwa hal-hal baik yang dikerjakan selama ini akan diteruskan,” kata Anies.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di era awal Presiden Joko Widodo itu juga menggambarkan bahwa ada banyak kebijakan pemimpin sebelumnya yang dia teruskan di Jakarta karena merupakan hal baik.
“Mau lihat tentang siapa yang lebih meneruskan apa yang dikerjakan oleh Pak Jokowi di Jakarta? Boleh dibandingkan. Gubernur sesudah Pak Jokowi itu ada Pak Basuki, Pak Djarot, lalu ada Anis,” kata Anies dalam channel Youtube Rhenald Kasali.
“Terkait program-program yang (mengenai) rakyat banyak, mana yang paling dilanjutkan,” jelasnya mengklaim bahwa kepemimpinannya memang melanjutkan program baik dari pemimpin sebelumnya.
Baca Juga: Tak Hanya Luar Jawa, Ganjar Pranowo Diminta Ambil Sosok Cawapres Perempuan di 2024
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Amry Nur Hidayat
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: