Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PT Timah Industri Hadirkan Solusi Bahan Baku Non Timbal pada PVC

        PT Timah Industri Hadirkan Solusi Bahan Baku Non Timbal pada PVC Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Mendukung kampanye Indonesia bebas timbal yang sedang dilakukan oleh pemerintah, PT Timah Industri memproduksi bahan baku non timbal untuk industri pipa Poly vinyl chloride (PVC) berupa tin stabilizer.

        Seperti diketahui, dampak dari paparan timbal pada manusia menyebabkan lebih dari 8 juta anak Indonesia memiliki kadar timbal dalam darah diatas 5 mikrogram per desiliter (μg/dL), paparan tersebut bisa menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan anak-anak, untuk masyarakat dan bahkan bisa mengakibatkan dampak yang fatal terhadap tubuh manusia.

        "Kami kalau dari industri pipa kami ada di hulu karena termasuk bahan tambahan pembuatan pipa PVC. Sebagai pengganti timbal stabilizer itu ada tin stabilizer dan mix metal stabilizer," ujar Direktur Utama PT Timah Industri Ria Pawan dalam keterangan tertulis yang diterima, Minggu (22/10/2023). Baca Juga: Cetak Laba Rp16,2 Miliar pada Paruh Pertama 2023, PT Timah Optimistis Bisa Terus Memperbaiki Kinerja

        Ria memastikan bahwa perusahaan sebagai produsen bahan baku non timbal juga sudah siap untuk menyuplai tin stabilizer yang bersifat non timbal untuk industri terutama pipa PVC.

        "Tin stabilizer kami sudah dipakai salah satu pipa air minum bebas timbal PT Avian di Surabaya. Kalau pabrikan pipa yang berbasis timbal mau mengganti ke tin stabilizer kami siap suplai," ujarnya. 

        Sementara itu, Asisten Deputi (Asdep) Pengelolaan Sampah dan Limbah Kemenko Marves Rofi Alhanif, menyarankan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk dapat menggunakan bahan baku non timbal pada industri yang memiliki kontak dengan manusia.

        "Saya kira di Kemenperin juga mulai kita kembangkan bagaimana menghilangkan atau meminimalkan zat adiktif seperti timbal ini dalam produk yang utamanya sangat rentan berinteraksi dengan kehidupan sehari-hari oleh masyarakat," ujar Rofi. 

        Disisi lain, Kemenperin juga mendorong kolaborasi antara industri dan produsen bahan baku, agar tin stabilizer yang diproduksi PT Timah Industri dapat diserap secara maksimal di dalam negeri.

        Ketua Pokja Industri Logam Kemenperin Ginanjar Mardhikatama mengatakan, pihaknya mendorong bussiness matching, dimana industri PVC sebagai pengguna tin stabilizer bisa komunikasi dengan PT Timah Industri sebagai produsen dari tin stabilizer itu sendiri. 

        "Sama-sama keuntungan bersama, jadi PT Timah Industri tidak perlu mengekspor dan kebutuhan dalam negeri terpenuhi tanpa perlu impor tin stabilizer itu sendiri," ujar Ginanjar. Baca Juga: Kemenperin Kebut Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik

        Selain itu Badan Standardisasi Nasional (BSN) terbuka atas usulan menghilangkan atau mengganti timbal dalam proses produksi industri yang memberikan dampak berbahaya kepada masyarakat luas.

        "Kami akan sangat terbuka apabila ada usulan terkait dengan penambahan parameter logam berat dalam hal ini timbal, tentu kita juga pahami bersama standar ini membutuhkan kolaborasi untuk pembahasan tingkat teknis," ujar Direktur Pengembangan Standar Agro,Kimia,Kesehatan dan Halal BSN Heru Suseno

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Djati Waluyo
        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: