Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tak Cuma Naik Kelas, Sinergi Pemprov Kaltim dan Pertamina Bawa Usaha Lokal Mendunia!

        Tak Cuma Naik Kelas, Sinergi Pemprov Kaltim dan Pertamina Bawa Usaha Lokal Mendunia! Kredit Foto: Andi Aliev
        Warta Ekonomi, Balikpapan -

        UMKM sebagai lokomotif ekonomi perlu mendapatkan pendampingan dan pembinaan. Langkah kolaborasi dinilai paling tepat untuk menjadikan UMKM sebagai entitas bisnis yang unggul, kompetitif dan jadi penopang ekonomi daerah maupun nasional. Mereka perlu diangkat agar naik kelas. Produk terpampang di etalase hotel atau pasar-pasar modern bahkan bisa mendunia.

        Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik memberikan apresiasi kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Pemda Balikpapan, Pertamina  dan pelaku usaha yang telah memberikan akses dan ruang bagi  produk UMKM termasuk pendampingan. Sehingga bisa berdaya dan tampil di outlet modern dan kamar hotel berbintang sebagai bagian hilirisasi industri pariwisata.

        Baca Juga: Pertamina Patra Niaga Pasang 6 Penangkal Petir dan 4 Detektor Gas Mobile di IT Balikpapan

        Pihaknya bersyukur karena UMKM dapat difasilitasi  baik dari sisi produk, mutu, pendanaan  dan sebagainya.  Termasuk Kemenparekraf ikut membantu dari sisi promosi sehingga bisa masuk dalam etalase/outlet hotel berbintang di Balikpapan.

        “Saya orangnya to the point  bagus ini (pameran-pameran) tapi bagaimana impact bagi mereka. Bagaimana teman-teman UMKM diberikan ruang  untuk masuk ke pasar yang sesungguhnya,” ucap Akmal Malik saat membuka  Temu Bisnis Kenarok Inparekraf (Kemitraan Nasional Rantai Pasok Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) dengan Pertamina Smexpo di Atrium Lower Ground Pentacity Mall Balikpapan, Kamis (26/10/2023).

        Kepada pemda, Akmal menggaris bawahi bahwa daerah juga harus mampu memberikan ruang tumbuh berkembangnya produk UMKM salah satunya dengan menguatkan posisi mereka melalui aturan daerah. Bahkan kata Akmal Malik yang juga pernah menjabat Pj Gubernur Sulawesi Barat telah menerapkan aturan daerah agar pelaku perhotelan dan pariwisata wajib menyerap produk UMKM dalam industri pariwisata sebagai bagian perluasan pemasaran produk.

        “Saya ingin tanya setelah acara ini berapa banyak UMKM-UMKM yang produknya muncul di outlet-outlet di BSB. Kemudian yang menjual makanan, seberapa banyak usaha mereka itu makanan saya ditemukan di kamar hotel,” tandasnya.

        “Saya dulu nyinyir soal ini. Jika hotel yang ada di Balikpapan memiliki 2000 kamar, kemudian  ada 3-5 jenis produk UMKM yang ditempatkan di kamar hotel. Itu kira-kira berapa?,” ujarnya.

        Jika ini bisa dilakukan dan diterapkan, Akmal Malik menilai, inilah sesungguhnya kemitraan rantai pasok yang saling berhubungan dalam membantu perluasan pasar produk UMKM.

        “Ini tugasnya Dinas Pariwisata. Saya minta bikin perdanya. Pemda itu diberikan kewenangan untuk kepentingan warganya termasuk UMKM-nya,” katanya.

        Lanjut Akmal, Provinsi Sulbar, Pemkot Balikpapan dan Kota Makassar, pelaku perhotelan telah memberikan ruang bagi produk UMKM. Hal ini akan menghidupkan usaha mereka namun keberadaannya harus dievaluasi agar pelaku kecil ini tidak manja. Selain itu juga untuk memberikan ruang kepada seluruh UMKM agar bisa berkompetisi dengan sehat.  

        “Maaf ini yang pak Yudi (Manager BSB) saya sudah dua tahun masih itu saja produknya. Harus dievaluasi produk yang jarang dimakan oleh tamu harus dievaluasi. Beri ruang bagi UMKM lainnya jadi ada giliran,” katanya.

        “Begitu pula Pertamina dan BI buat apa bina orang kalau tidak disalurkan. Bagaimana cara? banyak cara salah satu produk mereka tempatkan di hotel. Saya nginap itu kalau enggak salah ada 5 item ada mantau kering, ada kepiting kering. Saya lihat ini cukup sukses,” sambungnya.

        Pj Gubernur juga minta keberpihakan seperti ini bisa ditularkan kepada daerah-daerah lainnya. Pejabat katanya dapat mengecek keberadaan mereka di hotel-hotel baik di Balikpapan, Samarinda maupun daerah lainya.

        “Saya lihat ini peluangnya bagus sekali untuk penguatan rantai pasok industri parekraf. Kalau tidak dipaksa ya susah. Nanti saya cek di Samarinda atau daerah lainya,” ujarnya.

        Selain itu, Akmal juga melihat Kaltim sebagai lokasi IKN sekarang ini kerap dijadikan lokasi percontohan hanya saja peluang ini belum ditangkap oleh daerah lainya. Dirinya ingin daerah lain ikut tumbuh seiring dengan pembangunan IKN yang banyak memberikan dampak termasuk pelaku UMKM.

        “Kita ingin  (ikut pameran) semua kabupaten di Kaltim untuk melihat potensi-potensi mereka. Sama halnya dengan IKN  hadir tapi daerah buffer itu bisa jadi pendukung untuk pariwisata,” ajaknya.

        Pada kesempatan Temu Bisnis Kenarok Inparekraf dengan Pertamina Smexpo juga dihadiri Deputi Bidang Industri dan Investasi, Rizki Handayani Mustafa, VP CSR & SMEPP Management PT Pertamina (Persero) Fajriyah Usman.

        Rizki Handayani menyampaikan bahwa kegiatan ini dalam rangka perluasan pemasaran bagi UMKM sebagai bagian dari rantai pasok dalam industri pariwisata.  Perluasan pasar ini bukan hanya ke hotel namun ke depan produk mereka disalurkan tapi juga mall dan destinasi pariwisata.

        “Sebenarnya rantai pasok itu sudah mulai masuk di industri pertunjukan. Mungkin ada  sanggar tari itu bisa diserap oleh industri pariwisata,” ujarnya.

        Produk UMKM yang masuk dalam industri pariwisata tentunya hal ini perlu didukung juga pemda, Pertamina, BI  dan pihaknya lainnya untuk kurasi/seleksi produk UMKM yang layak. Diakui UMKM sudah banyak menjalani pelatihan dan pendampingan. Termasuk dalam pengembangan pasar digital.

        Handayani mendukung jika pemda juga  membuat aturan daerah yang berpihak pada pelaku UMKM. Pihaknya siap berdiskusi dengan Dirjen Otda guna mendorong daerah melakukan terobosan dalam penguatan UMKM.

        “Kita melihat ada potensi lokal untuk menyerap kita kadang lupa. Potensi lokal ini b to b ya. Ini Kemenparekraf mendorong. Memang belum banyak daerah-daerah tadi disebutkan pak Pj, Sulbar sudah buat aturannya untuk mendorong. Daerah-daerah belum banyak melakukan hal seperti ini.  Nanti kita berdiskusi dengan pak Pj dan Dirjen otonomi daerah untuk bagaimana daerah-daerah mendorong melakukan seperti ini,” katanya.

        Pertamina Akan Replikasi ke Daerah Lain

        Vice Presiden  CSR & SMEPP Management PT Pertamina (Persero) Fajriyah Usman mengatakan sebagian produk yang masuk ke hotel atau mall merupakan mitra binaan Pertamina.

        “Untuk  di Balikpapan kita sudah jalan itu tinggal nanti di replikasi ke daerah-daerah  lain. Pastinya dibutuhkan dukungan pemerintah setempat untuk support action tersebut,” ujarnya kepada Warta Ekonomi di Balikpapan.

        Diakui Fajriyah akan lebih baik jika didukung oleh payung hukum daerah sehingga penguatan rantai pasokan produk UMKM lebih pasti.

        “Akan lebih baik jika ada payung hukum sehingga terjadi suatu kewajiban dari pemilik hotel atau restoran untuk bisa memberdayakan atau kesempatan pada UMKM,” katanya.

        Tambah Fajriyah pihaknya akan  mengupayakan apa yang dilakukan Kaltim seperti Balikpapan bisa juga dilakukan oleh daerah-daerah lainnya. “Kita harapkan ada replikasi program seperti itu,” tambahnya.

        Fajriyah menambahkan, pameran UMKM ini diharapkan dapat menjadi media tempat penjualan produk-produk UMKM yang telah terkurasi, edupreneur bagi pengunjung, pojok konsultasi bisnis, membangun jejaring kemitraan hingga akhirnya terjalin kolaborasi antara pelaku UMKM.

        “Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif menjadi hal yang saling terkoneksi dalam mendukung tumbuh dan berkembangnya UMKM. SMEXPO ini merupakan kesempatan bagi UMKM untuk memperluas akses pasar,” ujarnya.

        SMEXPO ini bukan hanya pameran offline tapi juga online. Dimana ini jadi wadah bagi UMKM binaan Pertamina menawarkan produk secara digital. Sepanjang tahun UMKM binaan bisa melakukan penjualan produknya melalui platform di marketplace di smexpopertamina.com

        “Lebih dari 700 UMKM yang mendaftarkan produknya di marketplace Smexpopertamina.com. Tahun ini kami targetkan 1000  UMKM yang bisa terdaftar di dalam platform kami,” tukasnya.

        Terpisah,  Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Perindustrian (DKUMKMP) Balikpapan Heruressandy mengatakan  pemerintah kota  Balikpapan sejak tahun lalu memfasilitasi UMKM agar produknya dapat tampil di outlet di beberapa hotel di Balikpapan.

        “Ada 6 item produk UMKM. Kita memfasilitasi untuk B to B itu antara pengelola hotel dengan pelaku UMKM-nya,” ujar Heruressandy kepada Warta Ekonomi, Jumat (27/10/2023).

        Untuk di hotel sebut Heruressandy  produk yang ditawarkan dalam bentuk kemasan mini. Dan itu sudah masuk dalam biaya sewa kamar hotel.

        “Dapat paketan di dalamnya istilah kompliment. Bentuk kerjasama itu b to b adanya kontrak putus, ada kontrak per produk,” ungkapnya.

        Soal keinginan Pj Gubenur Kaltim agar daerah membuat perda atau payung hukum bagi akses UMKM ini, bagi Balikpapan kata Heru sejauh ini sudah membuat program kolaborasi yang menghubungkan pemerintah, dunia usaha, dan kelompok masyarakat.

        “Di dalamnya itu kita mengharapkan kerja sama semua pihak. Salah satu contohnya hotel tadi,” ujarnya.

        Balikpapan Perluas Ruang Pemasaran UMKM, Bahkan Sudah Ekspor ke China

        Pemerintah kota Balikpapan bersama pelaku UMKM dan perhotelan telah lama memberikan ruang bagi UMKM tampil di outlet atau etalase hotel berbintang. Gilang Ojie salah satu pelaku UMKM Kampoeng Timoer mengaku sudah difasilitasi Pertamina dan pemkot Balikpapan sejak 2015 lalu. Produknya pun telah masuk hotel Bintang lima.

        Produk oleh-oleh khas Kampoeng Timoer diantaranya Peyek Kepiting, Abon Rajungan, Kerupuk Ikan Pepija, Amplang Kepiting, Amplang Ikan Tenggiri di kamar dan dan lobby Hotel Platinum.

        Baca Juga: Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF), Jadi Bukti Transisi Energi Industri Aviasi

        “Saya sudah 2015 lalu,” sebutnya singkat dalam percakapan eletronik .

        Pelaku UMKM lainya Sri Astuti Wijaya(52). Dia  salah satu pelaku UMKM di Kota Balikpapan yang cukup lama dan sukses memasarkan produk-produk olahan rumah tangga.  Bahkan Astuti kerap berbagi ilmunya dalam pelatihan pembuatan sambel dari bahan olahan hasil laut bagi ibu-ibu nelayan di Manggar.

        Ditemui di aula kecamatan Manggar, Balikpapan, Minggu (29/10/2023), Sri mengungkapkan, sejak 2004 memulai usahanya. Dia menamai usahanya “BDS Snack” atau Budayakan Daerah Sekitar. Usaha kini berada dekat kawasan industri Tritip, Kecamatan Balikpapan Timur. Sejak lama produk UMKM telah masuk pasar modern 2014 dan hotel.

        Baca Juga: Sektor Perhotelan dan Komersial Kian Marak, Pendapatan INPP Melonjak 42% di Kuartal III-2023

        “Saya masuk  semua pasar modern. Ada di hypermart, foodmart, hero dulu ada Giant. Dan pernah di Novotel tapi sekarang sudah tidak lagi. Hampir semua produk ada aneka amplang, aneka kerupuk, ada abon juga, ada aneka stik. Merek BDS Snack ada lebih dari 20-an varian,” terang Astuti.

        Berbagai produk olahannya diantaranya berbagai jenis sambel, berbagai amplang, kerupuk mentah dan bakar, stik seefood berbagai model stik cumi, udang, kepiting. Abon ada sambel.
        Sambal ini nantinya bisa tahan hingga satu tahun.

        “Karena tergantung kemasannya, memasaknya, sehingga bisa tahan,” ucapnya.

        Menurutnya pemula UMKM harus terus berusaha membuat produk yang belum dibuat dengan rasa yang enak. Selain ketekunan dan kesabaran, dibutuhkan pula pendampingan permodalan.

        “Kalau pemasaran sudah lebih sekarang ini karena sosial media. Kan pendampingan sudah banyak sekarang ini,” ucapnya.

        Astuti pernah menjadi Juara tiga lomba produk olahan khas Balikpapan pada 2010 silam. Saat ini,  pelaku UMKM diuntungkan dengan berkembang pesatnya teknologi berbeda saat di awal usahanya dulu.

        “Sekarang banyak UMKM-UMKM berkembang dan binaan dari dinaskan bukan seperti dulu. Saya dulu binaan dinas Koperasi, dinas perdagangan dan perikanan. Kita mau mulai lagi online masuk di Shopee, di Tiktok, di media sosial juga, selain pasar modern,” ujarnya.

        Salah satu pendamping dan pembina UMKM kota Balikpapan adalah Rumah BUMN. Sejak 2022 Rumah BUMN Balikpapan telah bekerja sama dengan tiga hotel di Balikpapan memajangkan hasil kuliner UMKM Balikpapan seperti peyek Kepiting dari Kampoeng Timoer, Ampang Fishday, Cimi-mini  Nitiya, Cimi-Cimi Daun Kelor dan Stik Kepiting.

        “Ada hotel Jatra, Astara, Pentacity sekitar BSB itu,” sebut Dimas Adha Septian Asisten Supervisor rumah BUMN di Balikpapan dihubungi, Minggu (29/10).

        Beberapa hotel lainnya kata Dimas sudah melakukan kontak untuk pembahasan kerja sama dengan UMKM agar mereka bisa juga ikut tampil di etalase hotel atau minibar hotel.
        Di Rumah BUMN terdapat 1140 UMKM binaan dengan UMKM yang aktif dibina sebanyak 440 UMKM. Dari  jumlah itu mayoritas ada kuliner disusul kriya dan fashion.

        Rumah BUMN ini ditunjukan oleh Kementerian BUMN ikut serta dalam pendampingan bagi UMKM di kota atau kabupaten. “Ini rumah BUMN dibawah Pertamina,” sebutnya.
        Dimas mengakui selama berjalan kerjasama dengan perhotelan dan UMKM, pihaknya sebagai pembina sejauh ini belum melakukan evaluasi. Hanya saja ada masukan dari Pj gubernur untuk rolling dan memberikan kesempatan pelaku UMKM lainya.

        “Nanti kita bawa rapat ini terkait evaluasi apakah ditindaklanjuti atau tidak.  Itu sudah skala ekspor dan produksinya sudah mampu memenuhi permintaan dari 3 hotel itu,” ungkapnya.

        Produk UMKM yang masuk di Hotel ini beberapa  sudah skala ekspor seperti Peyek Kepiting Kampoeng Timoer reguler di China dengan kemasan tersendiri dan Malaysia.
        Sementara 6 produk yang masuk tiga hotel secara rutin memasok 150-200 produk perbulannya.

        “200 kali enam produk dikalikan beberapa bulan berjalan,” sebutnya.

        Dimas membeberkan bagi UMKM pemula atau perintis yang akan masuk dalam binaan Rumah BUMN cukup mendaftar di link google form untuk data base dan masuk grup WA Rumah BUMN. Nanti di dalam Rumah BUMN akan dibina termasuk pembuatan sertifikat halal, NIB, PIRT (hak distribusi dan standar kesehatan pengelolaan produksi).

        “Nggak bayar kita gratis. Halal hampir 80 persen, kalau PIRT berkala dengan Dinas Kesehatan Kota Balikpapan,” ujarnya.

        Bukan hanya itu tampil di outlet hotel berbintang, bahkan Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud akan mengeluarkan SK yang  meminta kepada perkantoran pemerintah dan swasta wajib memberikan ruang bagi UMKM memasarkan produknya.

        “Nanti mereka wajib punya pojok sudut UMKM masing-masing minimal untuk mempromosikan. Mulai tahun ini pakai SK wali kota dikeluarkan,” ungkap Dinas Koperasi, UMKM dan Perindustrian Balikpapan nilai Heruressandy kepada warta ekonomi.
        Dinas Koperasi, UMKM dan Perindustrian Balikpapan juga menilai   stakeholder terkait termasuk pengusaha, BUMN Pertamina dan Bank Indonesia , serta pengusaha perhotelan terus mendukung upaya UMKM naik kelas melalui produk unggulan. Mereka pun antusias terhadap munculnya produk UMKM yang unggul di Balikpapan.

        “Terutama perhotelan mereka butuh icon yang dikenalkan ke tamu. Begitu juga di perkantoran, layanan publik seperti pelabuhan dan bandara juga sama,” katanya.

        Rencananya pada akhir tahun 2023 ini pojok UMKM akan buka di Gate 9 keberangkatan Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan hingga satu tahun ke depan.

        Produk UMKM Wajib Kurasi

        Sementara GM E Walk dan Pentacity Yudi Saharuddin mengatakan sejak tahun awal 2023 ini ada 6 produk unggulan UMKM Balikpapan yang masuk dalam outlet minibar Hotel Jatra. Yakni Fishday, Kampoeng Timoer, Mantau Fya, Idil Fifta dan Pawon serta Nitiya.
        Atas dukungan ini, hotelnya meraih penghargaan dari pemkot yang diberikan pada HUT Balikpapan Februari tahun 2023 ini.

        “Memang ya kamar kita lumayan banyak ada hampir 1000 di dalam BSB ada 4 hotel. Memang satu ya dari produk umkm suplai agak kadang kewalahan,” ungkapnya.

        Dia menekankan salah satu yang harus dilakukan adalah pendampingan bagi UMKM dalam menghasilkan produknya agar lebih variasi dan lebih kreatif.

        “Masukan pak gubernur untuk buat mungkin digilir atau semacamnya karena kan ada beberapa yang memang tidak masuk kriteria. Harus ada sertifikasi halal, harus ada lainya,” katanya.

        Untuk itu kolaborasi pemerintah, dengan swasta, pelaku usaha, pembina  termasuk UMKM harus terus berkolaborasi supaya produk mereka betul-betul jadi unggulan daerah.

        “Ada kurasi yang lebih baik lagi. Ada banyak produk yang masuk di hotel kita,” ucap Yudhi.

        Sementara untuk proses Kurasi UMKM di bawah binaan Rumah BUMN dilakukan oleh Rumah BUMN Balikpapan bersama Dinas Perdagangan Kota Balikpapan.

        “Setelah dikurasi lalu kami rekomendasikan ke pihak hotel apakah akan ditindaklanjuti atau ada ketentuan tambahan terkait produk yang masuk,” tambah Dimas Adha Septian selaku Asisten Supervisor Rumah BUMN Balikpapan.

        Kepala Dinas Koperasi UMKM, Perindustrian Balikpapan Heruressandy  menyebutkan  untuk kurasi produk UMKM memiliki tim tersendiri. Yakni gabungan dari internal pemerintah, maupun eksternal dari perusahaan, dan perhotelan.

        “Dengan SK kolaborasi itu kita kenalkan untuk bergabung program juga bergabung untuk penilaiannya juga,” ucapnya.

        Lanjutnya pihak akan meminta pengelola hotel lainnya agar bisa memberikan akses yang sama bagi UMKM terutama mereka yang sudah memenuhi syarat (kurasi) seperti memiliki PIRT, sertifikat halal, lolos mutu. Untuk itu perlu dilakukan kurasi kembali sebagai evaluasi bagi produk UMKM yang akan tampil di outlet/minibar  hotel.

        “Pasti pengelola hotel yang kasih masukan. Kita juga komunikasi ke hotel kemudian menginformasi kepada pelaku usahanya. Kita bisa lihat dari jumlah okupansi pesanan kalau banyak berarti produk itu berhasil disenangi orang. Itu salah satu ukurannya,” jelasnya.

        Dinas Koperasi, UMKM dan Perindustrian juga akan memulai seperti konsepnya rumah BUMN yakni mengambil semua produk UMKM unggulan kemudian di kurasi/seleksi. Yang terbaik akan dikenalkan kepada dinas perdagangan untuk promosi dan ekspor. Sedangkan dinas Perizinan dikenalkan untuk investasi dan juga ekspor.

        “Pokoknya kita lakukan coba selesaikan bukan hanya di hulu saja tapi hilirnya kita pengen dorong mereka juga dapat kesempatan,” tandasnya.  

        Heruressandy menyebut di Kota Balikpapan tercatat ada hampir 60 ribu pelaku UMKM yang berkecimpung. Pasca pandemik, jumlah  meningkat cukup tajam. Dari jumlah hampir 60 ribu UMKM, sebanyak 14 ribu telah dibina oleh Pertamina. Dari 60 ribu sekitar 30 ribu dari sektor kuliner. Menurutnya semua BUMN memiliki program pembinaan dan pemberdayaan masyarakat salah satu pada sektor UMKM.

        “Pertamina itu binaan 14 ribu di Balikpapan itu. Baik perorang maupun kelompok. Mereka eksis duluan lama termasuk juga Bank Indonesia,” ungkapnya.

        Peran dinas KUMKMP Balikpapan katanya lebih pada pembinaan, legalitas dokumen pelaku UMKM dan promosi.

        “Kami lengkapi, mereka sudah dapat pembiayaan kita kenalkan pasarnya. Kalau yang baru dan mau coba-coba itu masih ranah kami,” ucapnya.

        Baca Juga: Perkuat Ekosistem Pangan, ID FOOD Siap Gencarkan Kemitraan dengan UMKM

        Dengan jumlah UMKM yang mencapai puluhan ribu, perlu sentuhan semua pihak. Pemda perlu pendampingan dan pembuat kebijakan yang pro UMKM. Selain itu Kolaborasi dengan semua stakeholder, koordinasi dan kepedulian menjadi kunci penting tumbuh kembang dan majunya UMKM sebagai salah satu penopang ekonomi nasional

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Andi Aliev
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: