Direktur Indikator sebut 'Perang Terbuka' Mega vs Jokowi Akan Berdampak Elektoral ke Ganjar
Guru Besar Ilmu Politik UIN Jakarta Prof Burhanuddin Muhtadi menanggapi pidato politik dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang menyoroti masalah Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal batas usia capres/cawapres.
"Ini pidato yang sangat mahal. Ibu Mega irit bicara, hari ini bicara. Dari sisi substansi mempertegas karakter Bu Mega yang sangat ideologis dalam memperjuangkan komitmen reformasi," kata Burhan.
Direktur Indikator Politik Indonesia itu menyebut ada risiko dari pernyataan Megawati yang telah mempertegas posisi politiknya berbeda dengan Presiden Jokowi.
Risiko itu berkaitan dengan sisi elektoral pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang telah didukung oleh PDIP.
"Secara elektoral ini merugikan. Komitmen semacam ini ternyata punya irisan negatif untuk elektabilitas Ganjar," tambahnya.
Akan tetapi, Megawati adalah politisi yang sudah kenyang pengalaman dan dikenal sebagai sosok yang teguh pendirian bila itu menyentuh masalah ideologis dan komitmen konstitusi.
"Tapi Bu Mega konsisten nilai-nilai hukum dan nilai-nilai etika tetap diperjuangkan sekalipun berdampak pada elektoral," pungkasnya.
Dengan pidato politik Mega tadi siang, menjadi semacam 'perang terbuka' antara Megawati vis-a-vis Jokowi.
"Secara politik ini adalah deklarasi perang terbuka, perbedaan terkait dengan sikap politik di Pilpres 2024, ini suka tidak suka Ganjar dan PDIP berpotensi kehilangan loyalis Jokowi," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: