Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        NasDem Sebut Sulit Pilpres 2024 Satu Putaran, Ini Alasannya!

        NasDem Sebut Sulit Pilpres 2024 Satu Putaran, Ini Alasannya! Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua DPW Jawa Barat Partai NasDem Saan Mustopa menilai sulit Pilpres 2024 berlangsung satu putaran. Hal ini ia sampaikan saat mengomentari hasil survei terbaru yang dikeluarkan Indikator Politik terkait Pemilu/Pilpres 2024.

        Bukannya tanpa alasan, Saan mengungkapkan demikian karena menurutnya sampai saat ini belum ada survei yang menunjukkan dominasi salah satu paslon di angka 50 persen.

        “Belum ada satu pun baik capres-cawapres yang menyentuh angka 50 persen sebagai syarat untuk memenangi pemilu satu putaran, artinya peluang untuk dua putaran itu sangat besar, dengan dua putaran dan dengan tren peningkatan Anies ini sekali lagi sentimennya positif untuk Anies,” jelasnya dalam pemaparan hasil survei Indikator Politik pada Minggu (13/11/23).

        Terkait elektabilitas Anies seorang maupun saat dipasangkan dengan Cak Imin di mana menunjukkan posisi terbawah, Saan mengaku pihaknya optimistis Anies-Cak Imin bisa masuk ke putaran dua.

        Baca Juga: NasDem Auto Girang! Survei Sebut Pendukung Lama Prabowo Subianto Lari ke Anies Baswedan

        Saan optimistis karena berkaca dari peningkatan tren elektabilitas yang terjadi pada Anies.

        “Kami bisa menyimpulkan bahwa peluang mas Anies masuk ke putaran kedua masih sangat besar potensinya, jadi potensinya masih sangat besar walaupun ada di posisi ketiga karena trennya positif,” tambahnya.

        Dalam survei indikator politik terbaru, disebutkan Anies Baswedan elektabilitas Anies Baswedan tanpa Cak Imin sebesar 23,7 persen, Prabowo tanpa Gibran 40,6 persen, dan Ganjar tanpa Mahfud 27,8 persen.

        Ketika dipasangkan dengan Cak Imin, Anies memeroleh 24,4 persen, Prabowo-Gibran 39,7 persen, dan Ganjar-Mahfud sebesar 30 persen.

        Dalam survei ini juga disebutkan pemilih lama Prabowo (Prabowo-Sandi) di 2019 banyak yang beralih ke Anies Baswedan.

        “Pada basis Prabowo-Sandi, dukungan tampak beralih dari Prabowo ke Anies,” demikian bunyi rilis Indikator.

        Disebutkan pendukung lama Prabowo yang akan memilih kembali Prabowo menurut hasil survei menunjukkan adanya penurunan, di sisi lain ada kenaikan untuk Anies Baswedan.

        “Pemilih Prabowo Gibran dari segmen pemilih Jokowi di 2019 naik dari 29,6 (Survei 2-10 Oktober 2023) ke 34,9 persen (27 okt-1 Nov 2023). Di saat yang sama, kenaikan Prabowo-Gibran tidak sefantastis karena pemilih Prabowo lama yang memilih Prabowo kembali jika survei dilakukan terakhir hari ini turun juga, sementara pemilih Anies naik,” jelas pendiri Indikator Politik Burhanudin Muhtadi dalam pemaparannya.

        Baca Juga: PDIP Nggak Main-main: Ganjar Pranowo-Mahfud MD Bisa Menang Pilpres 2024 Satu Putaran kalau...

        Untuk diketahui, Survei Indikator kali ini dilakukan pada 27 Oktober sampai 1 November 2023 menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 1.220 orang. Sampel berasal dari seluruh Provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±2.9% pada tingkat kepercayaan 95%.

        Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan responden seluruhnya warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bayu Muhardianto
        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: