Hadirkan Inovasi, Snack Video Siap Atasi Penyebaran Konten Berbahaya
SnackVideo Indonesia melakukan terobosan untuk menjaga ekosistem komunitasnya menjadi tempat yang aman, nyaman dan terpercaya untuk masyarakat dan pengusaha di Indonesia. Content Exclusions Solution dihadirkan oleh pihaknya untuk content creator agar mereka dapat mengontrol hingga pengaturan terkait konten yang dibuatnya.
“Content Exclusions Solution memungkinkan brand untuk menyampaikan pesan dengan efektif dan efisien, karena setiap iklan ditayangkan dengan rencana yang baik, penuh makna, dan yang paling penting adalah dipercaya oleh para pengguna SnackVideo yang menontonnya," ujar Head of Marketing SnackVideo Indonesia, Dina Bhirawa dilansir pada Selasa (28/11).
Teknologi ini akan memungkinkan perusahaan membuat filter untuk konten-konten berbahaya dan negatif untuk segera ditangani, sejalan dengan apa yang tengah dilakukan oleh pemerintah dari Indonesia.
"Untuk penerapannya, kami menggunakan teknologi canggih berupa machine learning seperti yang diterapkan oleh AI. Teknologi yang sama juga diterapkan oleh SnackVideo Indonesia untuk menemukan konten-konten berbahaya dan negatif sehingga bisa langsung segera ditangani," jelas Dina.
Adapun Content Exclusions Solution dari SnackVideo Indonesia sejalan dengan standar-standar dariGlobal Alliance for Responsible Media (GARM), sebuah inisiatif yang dikeluarkan oleh World Federation of Advertisers (WFA). Lewat GARM, WFA ingin memastikan bahwa penayangan iklan secara daring, termasuk dalam semua platform media digital, dilakukan secara transparan, konsisten, dan terkendali dengan baik.
Dalam pelaksanaannya, Content Exclusions Solution dari SnackVideo Indonesia memberi opsi tiga tingkat inventaris konten video, yaitu Penuh (Full), Standar (Standard), dan Terbatas (Limited). Ketiga opsi tersebut dirancang sesuai denganBrand Safety Floor and Suitability Framework GARM. Penjelasan dari ketiga opsi filter inventaris konten video tersebut adalah sebagai berikut:
-
Inventaris penuh: Semua konten yang memenuhi persyaratan dasar dan sebagian konten dengan risiko tinggi akan difilter. Contoh: Konten grafis penuh kekerasan, konten pornografi yang eksplisit dan terdapat ketelanjangan, serta konten yang mengandung ujaran kebencian terhadap individu atau kelompok.
-
Inventaris standar: Berdasarkan inventaris penuh, semua konten berisiko tinggi dan sebagian yang berisiko sedang akan difilter. Contoh: Konten dengan kandungan kata-kata kasar, konten berita atau drama yang memiliki adegan kekerasan, serta konten yang cabul.
-
Inventaris terbatas: Berdasarkan inventaris standar, semua konten berisiko sedang dan sebagian yang berisiko rendah akan difilter. Contoh: Konten dengan pornografi ringan dan konten pemicu yang berkualitas rendah.
Baca Juga: Pos Indonesia Gaet Kominfo, Buka 84 KCP LPU Baru dan Standardisasi KCP LPU
Ini berarti bahwa iklan tidak ditayangkan setelah atau sebelum, atau bersamaan dengan konten yang berbahaya atau negatif. GARM saat ini telah diterapkan oleh banyak perusahaan media di seluruh dunia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Aldi Ginastiar
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: