Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tekan Emisi Karbon, MUJ Dirikan Rumah Edukasi dan Tanam 7.000 Mangrove di Pesisir Utara Jabar

        Tekan Emisi Karbon, MUJ Dirikan Rumah Edukasi dan Tanam 7.000 Mangrove di Pesisir Utara Jabar Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Bandung -

        PT Migas Utama Jabar (MUJ) serta anak Perusahaan PT MUJ ONWJ terus berupaya menunjukkan langkah perlindungan dan pencegahan kerusakan garis Pantai di wilayah Utara Jawa Barat dari abrasi.

        Langkah ini dilakukan untuk membangun keseimbangan ekosistem karena adanya kegiatan hulu migas yang ada di wilayah utara Jawa Barat.

        Seperti diketahui, MUJ merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Jawa Barat selaku pengelola Participating Interest (PI) di Wilayah Kerja Offshore North West Java (ONWJ).

        Pembangunan rumah edukasi bersama Yayasan Wanadri dan melakukan reforestasi 7.000 mangrove telah ditanam di sekitar Desa Mayangan, Kecamatan Legonkulon, Kabupaten Subang sekitar dua tahun ke belakang.

        Direktur Utama PT MUJ, Punjul Prabowo, mengatakan bahwa kelestarian hutan dan pemberdayaan masyarakat pesisir Utara Jawa Barat merupakan satu keutuhan pengembangan Kawasan Restorasi Hutan dan area sekitar penyangganya.

        Baca Juga: Jadi Toko Terbesar di Indonesia, ACE Plaza IBCC Bandung Hadirkan Konsep Belanja Inovatif

        “Penanaman bibit mangrove ini implementasi nyata korporasi agar kondisi alam kembali utuh dan warisan generasi masa depan, ini juga menjadi langkah MUJ menekan emisi karbon,” kata Punjul dalam keterangan resminya, Rabu (13/12/2023).

        MUJ juga menghadirkan ruang edukasi mangrove sebagai upaya pengelolaan pesisir berkelanjutan yang sangat terbuka bagi lapisan masyarakat sekitar.

        Punjul berharap, ruang edukasi ini meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap aktivitas di ruang pesisir sehingga meminimalkan dampak emisi dan banjir rob.

        “Masyarakat juga bisa adaptif terhadap perubahan iklim yang terjadi saat ini. Untuk reforestasi mangrove dan model pemberdayaan ini sangat penting dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dalam pengelolaan aktivitas di pesisir pantai tersebut,” jelasnya.

        Seperti diketahui di Desa Mayangan, Kabupaten Subang sendiri terjadi pengurangan luasan mangrove yang cukup signifikan dari tahun ke tahunnya sejak tahun 1999. Hal tersebut meningkatkan risiko bencana pesisir berupa banjir rob dan abrasi.

        Selain itu, terjadi juga penurunan kualitas air laut, sehingga kata Punjul, implementasi Kawasan Lindung Hutan Mangrove dan Terumbu Karang merupakan hal krusial. Sejak dua tahun total sudah 3.096 m² yang sudah dilakukan penanaman kembali dengan bibit mangrove melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).

        “1.000 bibit mangrove MUJ sudah tanam, sedangkan anak Perusahaan kami MUJ ONWJ yang strategis mengelola PI di Wilayah Kerjanya sudah melakukan penanaman kembali sebanyak 6.000 bibit,” pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Amry Nur Hidayat

        Bagikan Artikel: