Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ayah Harun Al Rasyid Sampai Istighfar Lihat Prabowo Joget saat Debat Capres Tanpa Menemuinya: Takut Emosi Saya...

        Ayah Harun Al Rasyid Sampai Istighfar Lihat Prabowo Joget saat Debat Capres Tanpa Menemuinya: Takut Emosi Saya... Kredit Foto: Ist
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Didin Ayah dari Harun Al Rasyid, seorang yang tewas saat kerusuhan depan Bawaslu pada momen Pilpres 2019 menyoroti momen joget Prabowo di debat Capares pertama beberapa waktu lalu.

        Untuk diketahui,Anies Baswedan saat debat pertama pada Selasa (14/12/12) membawa Ayah Harun Al Rasyid di barisan rombongan di belakangnya, bahkan menyinggung tak tuntasnya kasus kematian sang anak sampai saat ini.

        Didin mengaku kecewa dengan Prabowo yang tak menyambanginya sama sekali saat debat kemarin.

        “Kalau dia punya hati manusia, waktu break kan ada waktu luang, diakan bisa menyambangi saya, kan bisa saja. Tapi kan memang hatinya bukan manusia lagi, malah nari-nari (joget) seperti itu, saya duduk di debat itu saya istighfar, takut emosi saya,” ujar Didin sebagaimana dikutip dari kanal Youtube Bambang Widjojanto, Rabu (20/12/23).

        Didin menegaskan dirinya dan keluarganya adalah pendukung Prabowo di Pilpres 2019, namun menurutnya kematian anaknya akibat kerusuhan di 2019 lalu sama sekali tak jadi perhatian pemerintah.

        Baca Juga: Gagasan Penegakkan Hukum Anies Baswedan di Debat Pertama Nggak Main-main, Begini Penjelasan Peneliti, Simak!

        Termasuk dalam hal ini ia menyebut 3 nama, Jokowi dan Prabowo selaku peserta Pilres, serta Tito Karnavian sebagai Kapolri saat itu.

        “Saya pendukung Prabowo waktu itu, setelah kejadian anak saya, saya berpikir Prabowo ingin merangkul saya ternyata beliau mengabaikan dan justru malah bertemu dengan penguasa, akhirnya di situlah. Jadi ternyata saya ini sebagai korban diabaikan,” ungkapnya.

        Soal kubu Prabowo menganggap bengis membawa wafatnya anak untuk kepentingan politik, Didin menilai hal itu “lucu” dan membantah Anies adalah orang yang bengis.

        “Lucu saja sih, mereka tidak tahu bahwasanya Pak Anies orang baik, dia ingin mengungkapkan keadilan dan memperjuangkan keadilan karena Indonesia ini negara hukum,” ungkapnya.

        Didin pun menegaskan kepedulian Anies bukan hanya saat Pilpres 2024 semata. Ia pun membeberkan sejak awal kematian anaknya, Anies jadi satu-satunya orang dengan jabatan yang menaruh perhatian dengan menemui dirinya.

        Baca Juga: Janji Makan Siang Gratis Prabowo Tak Bisa Atasi Masalah Stunting, Pakar: Tidak Cukup!

        “Yang datang itu Pejabat Anies yang saat itu Gubernur, beliau menyempatkan diri ke tempat saya sedangkan orang yang bertanggung jawab atas kejadian kerusuhan yang sampai menimbulkan korban tidak datang, mengatakan bela sungkawa pun tidak,” jelasnya.

        Sebelumnya, Juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak mengungkapkan memanfaatkan wafatnya seorang anak untuk kepentingan politik merupakan sikap bengis.

        “Menggunakan anak-anak yang wafat sebagai alat politik untuk menyerang dan menjatuhkan rival politik adalah watak bengis,” tutur Dahnil lewat akun media sosial X pribadi, Kamis (14/12).

        Dahnil memastikan bahwa anak bernama Harun Al Rasyid yang meninggal pada 22 Mei 2019 bukan pendukung Prabowo. Sebab, usia Harun masih di bawah 17 tahun kala itu.

        “Anak 15 tahun, tidak ikut demo. Orang tua sejak awal menyebutkan tidak ikut-ikut politik,” tegasnya.

        Joget Prabowo Autentik

        Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai Prabowo saat debant menjawab pertanyaan engan pengalaman rill sebagai orang Indonesia yang punya pengalaman. Apa yang Prabowo sampaikan menurut Fadli menunjukkan kelugasan Prabowo baik di dalam debat maupun luar debat.

        “Kelugasan dan otentisitas semacam itulah yang selalu dipertontonkan Prabowo, baik dalam debat kemarin, maupun dalam semua penampilan publiknya selama ini. Ia selalu membahas persoalan, atau menjawab pertanyaan, berdasarkan pengalaman riilnya sebagai manusia Indonesia yang sudah malang melintang,” jelasnya dikutip dari akun Twitter X Pribadinya, Selasa (19/12/23).

        Baca Juga: Dipersilakan Joget, Anies Baswedan Ogah: Kalau Ada Gagasan Nggak Perlu Banyak Joget!

        Adapun momen lain seperti saat Prabowo Joget, meninggikan suara, tertawa (Manyun-Melet) menurut Fadli menunjukkan keauntetikan seorang Prabowo. Hal itu lagi-lagi Fadli nilai sebagai keauntetikan seorang Prabowo.

        “Jika harus tegas, ia akan bersuara tinggi saking semangatnya. Jika harus berkelakar, ia bisa terbahak-bahak. Jika sedang senang, ia akan berjoget spontan yang kini orang namakan “joget gemoy”. Itulah Prabowo, manusia apa adanya, otentik,” ungkapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bayu Muhardianto
        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: