Sebanyak 71 warga Jawa Barat meninggal dunia akibat penyakit Demam Berdarah.
Dinas Kesehatan Jawa Barat, dr. Raden Vini Adiani Dewi mengatakan kasus demam berdarah sampai pertengahan Maret 2024 mencapai 7.654 kasus. Kasus tertinggi terjadi di Kota Bogor 800 kasus, Kabupaten Bandung Barat sekitar 800 kasus, dan di Kabupaten Subang sekitar 700 kasus.
"Sampai saat ini angka kematian mencapai 71 orang," kata Vini kepada wartawan usai mengikuti acara Bewara Jabar (Beja) di Gedung Sate Kota Bandung, Jumat (8/3/2024).
"Kematian tertinggi akibat DBD terjadi di Kabupaten Subang dan kabupaten Bandung Barat," sambungnya.
Vini menjelaskan perubahan iklan dari El Nina ke El Nino menyebabkan penyebaran kasus DBD meningkat secara signifikan. Pasalnya, kondisi ini sangat berpengaruh besar terhadap perindukan nyamuk tersebut.
Demam Berdarah sebenarnya merupakan penyakit menular. Namun, jika nyamuk Aedes Aegypti menggigit korban lalu menggigit yang sehat baru terjadi penularan.
Selain itu, perkembangan biakan nyamuk disebabkan karena faktor lingkungan yang mendukung perkembang biakan nyamuk lebih cepat.
Kasus Demam Berdarah saat ini merupakan siklus dua tahunan karena untuk siklus lima tahunan susah terjadi di 2022.
Baca Juga: Limbah Sampah Masih Menjadi Momok Masyarakat Jawa Barat
Vini menambahkan dalam mengantisipasi penyakit Demam Berdarah, Dinas Kesehatan Jabar sudah menyebarkan Surat Edaran untuk mengingatkan kembali agar masyarakat melakukan pencegahan.
"Ini merupakan penyakit lingkungan tanpa menyelesaikan tempat berkembang biakan nyamuk maka kasus ini tidak akan pernah selesai," lanjutnya.
Selain itu, tambah Vini, pihaknya melakukan updating keilmuan para dokter umum khususnya di Puskesmas dimana pada saat ini melakukan Webinar sehingga diingatkan kembali cara mendeteksi dini, penanganan dan tanda bahaya.
"Kami juga telah mendistribusikan beberapa bahan-bahan terkait memberantas DBD seperti Abate dan sebagainya," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: