Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

5 Hari Pasien Rawat Inap DBD, 0 Rupiah Biaya Berkat Manfaat Nyata JKN

5 Hari Pasien Rawat Inap DBD, 0 Rupiah Biaya Berkat Manfaat Nyata JKN Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebagai negara beriklim tropis, Indonesia termasuk wilayah endemis Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan kasus yang cenderung meningkat saat musim hujan. Penyakit yang disebabkan virus dengue ini termasuk berbahaya karena dapat berkembang menjadi kondisi kritis yang membutuhkan perawatan intensif dengan biaya tidak sedikit. Hal inilah yang dialami Olivia Dian Almaria Br Ginting (21) saat masih berseragam putih-abu di tahun 2020, ketika ia harus berjuang melawan DBD yang menyerangnya.

“Awalnya mengira cuma demam biasa karena kelelahan, tapi yang aneh itu gejalanya banyak banget sampai saya sudah tidak kuat berdiri, nafsu makan hilang, badan terasa nyeri, dan muncul bintik-bintik kemerahan. Setelah konsultasi ke puskesmas dan minum obat-obatan, demam tidak kunjung turun padahal sudah tiga hari, sampai puncaknya malam hari kondisi saya semakin parah langsung di bawa ke rumah sakit,” tutur Olivia mengenang, Kamis (03/07).

Disambut dengan baik di rumah sakit, Oliv mengaku langsung mendapatkan penanganan dengan cepat, dokter langsung melakukan pemeriksaan fisik dan pengecekan darah, hingga diketahui bahwa trombositnya sangat rendah dan didiagnosa mengalami DBD. dengan diagnosa tersebut, dirinya diharuskan menjalani rawat inap sebagai langkah penyembuhan, beruntung ia sudah memiliki Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), sehingga seluruh rangkaian pengobatan akan dibebankan kepada BPJS Kesehatan.

Baca Juga: Peserta JKN Wajib Tahu, Layanan Estetika dan Ketergantungan Obat Tak Dijamin BPJS

“Sempat saya dengar pembicaraan orang tua dengan petugas rumah sakit, karena saya peserta aktif BPJS Kesehatan, segala biaya mulai dari pemeriksaan, rawat inap dan obat-obatan sudah terjamin, jadi tidak perlu bayar apa-apa lagi. Proses administrasinya juga tidak ribet, hanya diminta kartu BPJS Kesehatan saja tanpa tambahan berkas lain, menurut saya yang sudah paham tentang berharganya uang, masa itu pasti orang tua saya cukup lega karena tidak perlu pusing biaya berobat DBD,” lanjutnya.

Selama menjalani perawatan selama kurang lebih satu minggu lamanya, Oliv mengaku mendapatkan pelayanan medis yang memadai, termasuk infus, pemantauan trombosit, serta pemeriksaan laboratorium lanjutan setiap harinya. Setelah lima hari dirawat, hasil trombositnya perlahan naik, demam menurun, ruam merah di kulitnya perlahan hilang, dan ia mulai bisa makan dengan baik. Ia juga mendapat perhatian penuh dari tenaga kesehatan di rumah sakit, tanpa pembedaan layanan antara peserta JKN dan umum.

Usai dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang ke rumah, Oliv dan keluarganya merasa sangat terbantu dengan adanya Program JKN. Mereka menyadari pentingnya proteksi diri dan keluarga saat terkena penyakit, khususnya yang membutuhkan pengobatan yang tepat. Hingga kini dirinya sudah menjalani aktivitas seperti biasa. Ia juga mengaku lebih sadar untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan agar terhindar dari penyakit yang serupa maupun penyakit lainnya.

“Mungkin terakhir saya mau ucapkan terima kasih kepada BPJS Kesehatan atas bantuannya kepada saya dan keluarga, berkat jaminannya orang tua saya bisa terhidar dari biaya pengobatan berjuta rupiah dan saya bisa sembuh dengan baik dari penyakit DBD kala itu. Sakit memang datang tiba-tiba, tapi jaminan kesehatan bisa kita persiapkan jauh-jauh hari, dengan program ini juga saya tahu artinya bergotong royong membantu yang sedang sakit, sukses terus BPJS Kesehatan, horas!,” tandas Oliv dengan logat khas bataknya.

Baca Juga: Dari ASKES ke JKN, Satu Nyawa Terlindungi Jaminan Kesehatan Negara Selama 15 Tahun

Sebagai informasi tambahan dari Oliv ketika mendapatkan pesan dari petugas rumah sakit, penyakit DBD dapat dicegah dengan menjalankan Program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara membersihkan penampungan air, menutup rapat penampung air ketika tidak digunakan, menanam tanaman pengusir nyamuk seperti lavender, serai dan mint, vaksinasi DBD, serta menggunakan obat nyamuk sesuai kebutuhan. Dengan penerapan langkah-langkah pencegahan, risiko terkena penyakit tersebut akan menurun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: