- Home
- /
- EkBis
- /
- Agribisnis
Kementan: Integrasi Sawit dan Padi Gogo Miliki Beragam Potensi dan Keuntungan
Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan terus mengupayakan integrasi antara sawit dan padi gogo. Kendati integrasi tersebut memiliki waktu yang singkat, namun pola tumpang sari ini diharapkan bisa mendukung ketahanan pangan dan memberikan manfaat kesuburan tanah pada lahan perkebunan.
Integrasi tumpang sari tersebut juga diharapkan agar pemanfaatan lahan-lahan secara teknis bisa dikembangkan untuk tanaman pangan.
Baca Juga: Kebun Sawit Masyarakat Dibangun di Merauke, Akses Jalan Dibuka
Dalam keterangannya, Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma Kementan, Ardi Praptono, strategi tersebut diwujudkan melalui pemberian bantuan benih unggul yang dapat dikembangkan khusus di lahan-lahan perkebunan seperti lahan kelapa sawit.
“Program pengembangan padi gogo di lahan-lahan perkebunan ini terus digenjot melalui identifikasi, sosialiasi, dan penjaringan minat dari pekebn yang bersedia menanam padi gogo serta memiliki lahan yan secara teknis dapat ditanami padi gogo,” ujar Ardi, Senin (5/8/2024).
Kendati demikian, dia mengaku bahwa integrasi padi gogo di lahan perkebunan prosesnya tidaklah semudah membalikkan telapak tangan lantaran ada berbagai kendala. Salah satu kendala utama adalah keterbatasan lahan perkebunan yang dapat ditanami padi gogo karena pencahayaan yang tidak optimal.
Adapun sebabnya adalah tajuk pohon sawit yang melebar dan menutupi sinar matahari sehingga tanaman padi gogo pun tidak mendapatkan cahaya yang cukup untuk bertumbuh. Selain itu, masa tanam padi gogo di lahan perkebunan pun bergantung pada musim hujan sehingga jadwal tanam menjadi perhatian utama.
Baca Juga: Pengolahan dan Teknologi Sawit Indonesia Bikin Peneliti Finlandia Kagum
“Karakteristik pengelolaan budi daya perkebunan berbeda dengan pengelolaan budi daya padi gogo yang membutuhkan pengelolaan intensif,” tuturnya.
Kendati demikian, pihaknya menyebut bahwa bantuan benih padi gogo yang disediakan oleh Kementan ini berbeda dengan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Menurut Ardi, upaya pemenuhan benih padi gogo ini didorong tidak hanya lahan yang mengikuti PSR, melainkan juga pada lahan perkebunan non-program.
Baca Juga: Petani Sawit Indonesia Tidak Sadar dengan Tingkah Uni Eropa yang Jegal Industri Sawit
Integrasi sawit-padi gogo sendiri menurut Ardi memiliki beragam potensi, meskipun hanya untuk masa peremajaan saja.
Berdasarkan karakteristik pertanaman padi, padi gogo yang sangat dipengaruhi oleh pencahayaan dan ketersediaan air, potensi lahan perkebunan yang bisa dimanfaatkan adalah pada lahan pembukaan atau lahan peremajaan sehingga cocok untuk sawit.
Baca Juga: Sertifikasi ISPO Untungkan Pekebun dan Industri Kelapa Sawit
“Kira-kira ada sekitar 200 ribu hektar di seluruh Indonesia,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: