Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PKS Harus Mulai Gerak Keluar Zona Nyaman di Pilkada Jabar 2024

        PKS Harus Mulai Gerak Keluar Zona Nyaman di Pilkada Jabar 2024 Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Dinamika politik di Jawa Barat menjelang Pilkada 2024  tidak bisa dilepaskan dari konteks nasional, dimana sekarang sedang mengemuka skema untuk Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.

        Melihat kondisi tersebut Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bisa mempertimbangkan strategi baru dalam persiapan menghadapi Pilkada Jawa Barat yang semakin dekat. Menghadapi dominasi dari KIM Plus, PKS dipredisksi sedang merancang rencana untuk membentuk poros baru guna memperkuat posisi mereka di Pilkada Jabar. 

        Baca Juga: Buka Opsi Tinggalkan Anies, PKS Pokoknya Minta Cawagub RK Pun Tak Apa

        "Jadi kalau berpadu dengan KIM plus bagus, pun kalau memang skema ini belum bisa terlaksana, mesin yang dimiliki oleh PKS ini sudah teruji untuk bisa mengaktivasi figur-figur baru di luar nama-nama mainstream," kata Direktur Eksekutif Trias politika Institute, Agung Baskoro kepada wartawan di Bandung, Sabtu sore (10/8/2024)

        Hal itu terbukti pada Pilkada Jabar 2018, PKS menggulirkan skema pasangan Sudrajat-Syaikhu yang berkompetitif dengan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum. Bahkan berhasil menumbangkan pasangan Dedi Mizwar-Dedi Mulyadi. 

        Maka, menghadapi Pilkada 2024, PKS harus mulai bergerak keluar dari zona nyaman dengan tidak menunggu untuk dipinang, melainkan mereka harus lebih aktif untuk meminang.

        "Seandainya tidak berkoalisi di KIM Plus, PKS bisa berkoalisi dengan partai-partai yang lain, seperti Nasdem itu ada figure Pak Ilham Habibie atau dengan PDIP ada figur Pak Ono Surono atau Ibu Susi Pudjiastuti atau figur siapa lagi seperti itu," jelasnya.

        Baca Juga: Campakkan Anies? Orang PKS Ngaku akan Umumkan Opsi Cagub Baru untuk Pilkada Jakarta

        Menurutnya, PKS punya tanggung jawab moril untuk menghadirkan menu baru dalam demokrasi di Jawa Barat, agar lebih baik dari Pilkada DKI Jakarta. Pasalnya, PKS punya basis lebih besar di tanah Pasundan.

        "Sayang kalau PKS tidak berpartisipasi sebagaimana PKS di Jakarta. Jadi minimal-minimalnya calon wakil gubernur lah," ujarnya.

        Baca Juga: SIEXPO 2024: BPDPKS Paling Favorit, Ramai Pelaku Usaha Sawit

        Agung menyebutkan jika PKS membuat poros baru dengan berkoalisi dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) atau Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) maka akan mampu bersaing dengan KIM Plus. Sebab, PKS identik dengan Islam perkotaan sehingga butuh untuk memperluas ceruk pemilihnya Islam perdesaan, itu biasanya representasi oleh PPP dan PKB.

        Agung menambahkan Pilkada Jabar 2024 dinilai juga sebagai momentum koalisi partai-partai Islam di Jawa Barat yang diisi oleh tokoh-tokoh potensial. Ceruk-ceruk ini juga akan saling melengkapi dengan tokoh yang dimiliki oleh PKS maupun PKB yang identik dengan Islam perdesaan.

        Baca Juga: Ketahuan Uang Pangkal PKS, NasDem, dan PKB untuk Masuk KIM

        "Kalau ini bareng, saya melihat potensi kemenangannya besar, karena ini open election, peta masih terbuka, dinamika masih banyak, digagas aja poros Islam, apakah itu poros tengah, ataukah poros apa namanya nanti poros santri, terserah apapun namanya," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: