Momen Hari Kemerdekaan Indonesia ke-79 hari ini menghadirkan makna tersendiri bagi para pegawai PT Indo Raya Tenaga (IRT). Sebab, mereka telah mampu mencatatkan 55 juta jam kerja yang merdeka dari ancaman kecelakaan.
“Syukur kepada Allah SWT, karena untuk sisi safety, kita telah mencatat 55 juta jam kerja manusia tanpa kecelakaan. Sedangkan dari sisi konstruksi, kita juga sesuai dengan target,” kata Deputi General Manager PT IRT, Kardi Bin Kasiran, saat bertindak sebagai inspektur upacara saat memperingati HUT RI ke -79 di halaman Site Office PT Indo Raya Tenaga, Suralaya, Pulomerak, Kota Cilegon, Sabtu (17/8).
Kondisi ini kata dia bisa terwujud karena doa, dukungan dan kerja sama semua elemen yang terlibat dalam proyek pembangunan PLTU Jawa 9 & 10, yang berkapasitas kapasitas 2x1000 MW tersebut.
Di hadapan sekitar 150 orang pekerja, Kardi menyebut proyek pembangunan PLTU Jawa 9&10 telah dihadapkan dengan berbagai macam tantangan. Namun, karena meneladani para pejuang kemerdekaan Indonesia yang memiliki kesatuan yang utuh dan tujuan yang mulia, pihaknya bisa melalui pelbagai rintangan tersebut. Alhasil, proyek pembangunan PLTU Jawa 9 & 10 saat ini progresnya sudah mencapai 99%.
“Sama halnya saat kita membentuk proyek 9 & 10 ini mulai dari perencanaan sampai dengan hari ini, tidak lepas dari tantangan dan rintangan. Tentunya sikap para pejuang menjadi teladan bahwa kita harus gigih dalam menghadapi tantangan dan rintangan hingga terwujudnya PLTU Jawa 9 & 10 ini,” ungkapnya.
Dia menyampaikan, upacara pengibaran bendera merah putih ini pastinya juga dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur atas kemerdekaan Republik Indonesia yang telah diraih para pejuang. Perjuangan mereka meraih kemerdekaan patut diteladani.
“Terlepas dari banyaknya tantangan pada saat itu, 79 tahun yang lalu, sebagai negara yang bersatu dan utuh, Indonesia berhasil mengumandangkan proklamasi kemerdekaan kita dan diakui oleh bangsa-bangsa di dunia,” kata Kardi.
Baca Juga: Dukung HUT RI ke-79 di IKN, Pertamina Siap Lancarkan Distribusi BBM
Buat PT Indo Raya Tenaga (IRT), Special Purpose Company (SPC) untuk proyek pembangkit Jawa 9&10 Ultra Super Critical (USC) (2 x 1.000 MW), keselamatan dan kesehatan kerja menjadi prioritas untuk diterapkan sejak sebelum pekerjaan proyek dimulai. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di keseharian menjadi kebiasaan yang akan dilakukan hingga masa ke depan.
Patut diketahui, pembangunan proyek PLTU ini mengadopsi teknologi ramah lingkungan selective catalytic reduction (SCR), satu-satunya di Indonesia, sejak Januari 2020 lalu. Sebelumnya, IRT membuktikan berhasil melampui 45 juta man-hour tanpa adanya kecelakaan kerja (kini 55 juta jam kerja). Kinerja 45 juta jam kerja itu saja sudah setara dengan capaian sejumlah perusahaan terkemuka kelas dunia yang menjalankan K3 dengan level komitmen sangat tinggi.
Kekonsistenan ini bahkan memperoleh apresiasi dari pemerintah, baik pusat dan daerah. Sejumlah penghargaan telah diberikan oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) dan Pemerintah Provinsi Banten pada 2024, salah satunya penghargaan Pencapaian Nihil Kecelakaan Kerja bagi Perusahaan atau Zero Accident.
Kemenaker juga memberikan award terhadap upaya pengelola PLTU Jawa 9&10 menjaga keselamatan dan kesehatan kerja .
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: