Indonesia melalui Biofarma, menunjukkan kemampuannya dalam inovasi dan kontribusi nyata terhadap kesehatan global.
Bio Farma berkomitmen kuat terhadap inovasi dan kemandirian, Bio Farma terus berperan sebagai tulang punggung ketahanan kesehatan nasional dan global, memastikan bahwa setiap anak di dunia memiliki akses ke vaksin yang aman, berkualitas, dan efektif.
Vaksin novel poliomyelitis tipe 2 (nOPV2) hasil produksi Bio Farma tidak hanya digunakan di dalam negeri, tetapi juga diekspor ke berbagai negara.
Bio Farma telah mendistribusikan Vaksin nOPV2 ke 35 negara. Di Indonesia sendiri, sekitar 30 juta dosis vaksin sudah digunakan oleh 15 juta anak.
Kepala Divisi Pengembangan produk life science Bio Farma, Acep Riza Wijayadikusumah menjelaskan bahwa polio, meskipun bukan penyakit baru, tetap menjadi ancaman serius bagi anak-anak, terutama yang belum diimunisasi.
"Polio dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian karena merusak otot-otot pernapasan. Vaksinasi adalah satu-satunya cara efektif untuk mencegah polio," tegas Acep kepada wartawan di Kabupaten Bandung, Jumat (23/8/2024).
Vaksin nOPV2 merupakan bagian dari upaya global untuk memberantas polio. Vaksin nOPV2 ini sudah dikembangkan sejak 2014 sebagai respons terhadap kebutuhan akan vaksin yang lebih aman dan efektif dalam mencegah polio tipe 2, yang hingga tahun 1999 masih menjadi ancaman ganas di berbagai belahan dunia.
Baca Juga: Intip Cara Bio Farma Bertahan dari Turbulensi Bisnis yang Kian Kencang
"Vaksin ini sudah terbukti efektif, dengan lebih dari 1 miliar dosis," katanya.
Manajer Uji Klinis Bakteri Bio Farma Vaksin Mita Puspita menjelaskan bahwa vaksin nOPV2 yang diproduksi oleh Biofarma telah melewati serangkaian uji klinis fase 1, 2, 3 yang melibatkan lebih dari 2000 orang dari berbagai belahan dunia.
Vaksin nOPV2 dapat diterima dengan baik oleh berbagai kalangan, dari orang dewasa, hingga bayi dan anak-anak, termasuk bayi baru lahir.
"Pembuatan vaksin dapat memakan waktu 7, 10 hingga 15 tahun, mulai dari pengembangan hingga uji klinis dan pengawasan keamanan. Bahkan setelah vaksin beredar, pengawasan terus dilakukan melalui post-marketing surveillance untuk memastikan keamanannya," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: