Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Golput di Pilkada DKI Jakarta Diprediksi 40 Persen Lebih

        Golput di Pilkada DKI Jakarta Diprediksi 40 Persen Lebih Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pegiat media sosial Sudarsono Saidi menanggapi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang akan mendaftarkan Pramono Anung-Rano Karno maju Pilkada DKI Jakarta 2024 pada Rabu (27/8/2024).

        Menurutnya, hal tersebut merupakan cara agar Ridwan Kamil-Suswono menang, dirinya pun memprediksi golput atau pemilih yang tidak ingin menggunakan hak pilihnya di Pilkada DKI Jakarta 2024 akan lebih dari 40 persen.

        Baca Juga: Polos Jika Simpulkan PDIP Batal Usung Anies di Jakarta Karena Tak Maju Jadi Kader

        "Ini sebenarnya hanya cara agar Ridwan Kamil menang. Terserah analisanya.. Pemilih PKS pasti milih Rakus, PSI pun akan milih Rakus. Saya menduga, entah benar entah salah, Golput akan tinggi. Lebih 40% Golput," ungkapnya, dikutip dari akun X pribadinya, Selasa (27/8).

        Sebelumnya, Bendahara Umum PDIP, Olly Dondokambey menyampaikan partainya akan mendaftarkan Pramono Anung-Rano Karno sebagai calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) di Pilkada DKI Jakarta 2024 Rabu (28/8/2024) besok.

        "Pak Pram besok mendaftar jam 11.00 di KPU sama Rano Karno," kata Olly di kantor pusat PDIP, dikutip dari CNN Indonesia.

        Hal tersebut sekaligus memastikan PDIP tak akan melakukan pengumuman lanjutan. DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Utara akan langsung di daftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) daerah masing-masing.

        "Enggak ada deklarasi. Itu sudah enggak ada deklarasi lagi sampai orang daftar-daftar," ujarnya.

        Kemudian mengenai alasan PDIP akhirnya tidak memilih Anies Baswedan untuk dimajukan di Pilkada DKI Jakarta 2024, Olly enggan menjawab, dirinya mengatakan merupakan kewenangan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

        "Waduh itu kan bukan bendahara, urusannya bukan pertimbangan. Aku kalian nanya, jadi aku nyampein aja," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
        Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

        Bagikan Artikel: