79 Tahun Kemerdekaan, Peran Aktif Indonesia Menuju Kemandirian Industri Pertahanan Nasional
Sebagai upaya strategis yang menegaskan komitmen Indonesia untuk memperkuat sektor pertahanan, di bulan kemerdekaan ini, Republikorp Indonesia, perusahaan yang bergerak di bidang industri pertahanan, mencatat pencapaian strategis yang signifikan dalam membangun kemandirian Industri pertahanan nasional.
Di hadapan Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto, dan Prof. Dr. Haluk Görgün, Secretary of Turkish Defence Industries, Republikorp menandatangani beberapa perjanjian penting yang memperkuat posisi Indonesia di kancah pertahanan global.
Sorotan utama dari upaya ini adalah penandatanganan kontrak Rudal Permukaan-ke-Permukaan Çakir dan Rudal Pertahanan Udara Sungur antara Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) dan Republikorp. Penandatanganan ini dilakukan oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan, Marsdya TNI Yusuf Jauhari, M.Eng, dan Founder Republikorp, Norman Joesoef, M.Han, yang menandai langkah penting dalam peningkatan kapabilitas pertahanan negara.
Tidak hanya itu, momentum ini juga diperkuat dengan penandatanganan Framework Agreement antara ASELSAN dan ROKETSAN dengan Republikorp. Kesepakatan ini menjadi bagian dari misi Republikorp untuk membangun industri pertahanan nasional yang mandiri dan berdaya saing tinggi.
Norman Joesoef, mewakili Republikorp, menandatangani perjanjian dengan ASELSAN untuk produksi Sistem Senjata Kendali Jarak Jauh (RCWS), serta dengan ROKETSAN untuk mendirikan fasilitas Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) dan produksi rudal ÇAKIR, ATMACA, dan HISAR.
Kemitraan strategis ini tidak hanya memperkuat posisi Indonesia di panggung industri pertahanan internasional, tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam menjaga kedaulatan dan keamanan nasional. Republikorp, dengan peran utamanya dalam pengembangan industri pertahanan, telah menjadi pilar penting dalam perjalanan Indonesia menuju kemandirian pertahanan.
Selama lima tahun terakhir, Republikorp telah membangun kemitraan strategis dengan berbagai perusahaan global, termasuk LIG Nex1 dari Korea Selatan untuk produksi dan transfer teknologi rudal, serta mitra dari Slovakia untuk pengembangan turret TURRA 30 dari EVPU. Kolaborasi-kolaborasi ini telah memperkuat kemampuan militer Indonesia dan menunjukkan komitmen Republikorp untuk mendiversifikasi teknologi pertahanan.
Baca Juga: Prospek Pengembangan Ekonomi Syariah dan Industri Halal di Indonesia pada Era Prabowo
Di Italia, Republikorp juga mengembangkan kerja sama dengan Drass Galeazzi S.R.L. untuk assembly kapal selam mini dan autonomous, serta dengan Fiocchi Munizioni S.p.A. dalam produksi amunisi.
Langkah-langkah ini merupakan bagian dari upaya Republikorp menuju kemandirian dalam pasokan pertahanan dan menciptakan jalur diplomasi yang lebih kuat.
Tahun ini, Republikorp memasuki era baru dengan memulai kontribusi pada manufaktur industri pertahanan melalui pembangunan fasilitas di Subang. Fasilitas ini menjadi ujung tombak inovasi dan keberlanjutan dalam pengembangan senjata, amunisi, serta kendaraan taktis listrik modern, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan TNI di masa depan.
Saat Indonesia merayakan 79 tahun kemerdekaannya, Republikorp terus berkontribusi dalam membangun industri pertahanan nasional melalui inovasi dan kolaborasi internasional. Dengan kemitraan strategis dan investasi yang terus meningkat, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk menjadi kekuatan pertahanan yang mandiri dan tangguh di kawasan.
Upaya Republikorp tidak hanya melindungi Indonesia melalui pengembangan industri pertahanan, tetapi juga menjadikannya pemimpin dalam keamanan regional. Kontribusi ini menegaskan harapan besar bagi masa depan Indonesia yang kuat, mandiri, dan berdaya saing global.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: