Megawati Berhasil Skakmat Jokowi dengan Menjadikan Pramono Anung Cagub Jakarta
Pegiat media sosial Didi Lionrich menilai Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berhasil skakmat Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan menjadikan Pramono Anung sebagai calon gubernur (Cagub) di Pilkada DKI Jakarta 2024.
Pasalnya Pramono Anung, loyalis Megawati merupakan Sekretaris Kabinet selama dua periode, sehingga tahu kartu yang membuat Jokowi atau yang kini dijuluki Mulyono tidak bisa berkutik untuk melawan PDIP di Pilkada DKI Jakarta 2024.
Baca Juga: Isi Operasi Putih Ring Satu Prabowo yang Diduga Bikin Anies Menolak Maju di Jabar
"Jadi kalau banyak orang bilang Pramono Anung ini adalah solusi jalan tengah ya gua setuju, karena itu juga yang gua lihat dari Pramono Anung yang posisinya adalah Sekretaris Kabinet Indonesia dari tahun 2015 sampai sekarang," ucapnya, dikutip dari YouTube YouthTV Indonesia, Kamis (5/9).
"Jadi kalau dibilang dia tahu banyak borok-boroknya Mulyono ya lu lihat aja jam terbangnya dia di kabinet si Mulyono, dan Megawati berhasil ngebuktiin skill ultinya dia jauh lebih sakti untuk bidak caturnya Si Mulyono, skakmat dan kita tunggu permainan apalagi berikutnya," imbuhnya.
Diketahui, PDIP mengusung Pramono Anung-Rano Karno sebagai cagub-cawagub di Pilkada DKI Jakarta 2024.
Ketua DPP PDI Perjuangan Deddy Sitorus mengungkapkan pertimbangan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri memilih keduanya. Ia mengatakan Pramono-Rano Karno menjadi jalan tengah di tengah senter nama Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, sehingga bisa menyatukan kedua basis pendukung yang berbeda.
"Bisa disebut beliau (Pramono Anung-Rano Karno) menjadi jalan tengah yang kemudian nanti bisa diharapkan mem-bridging antara dua kelompok ini," kata Deddy kepada wartawan di DPP PDIP, Rabu (28/8/2024), dikutip dari Detik.
Ia mengatakan PDIP telah menganalisa siapa dan bagaimana pendukung Anies maupun Ahok ketika Pilkada berjalan, dan meyakini adanya pertentangan, sehingga diambil jalan tengah untuk menyatukan.
"Kita menyadari kemudian bahwa dua kutub ini sangat ekstrem perbedaannya. Kelompok pendukung Pak Ahok, kelompok pendukung Pak Anies. Sehingga kemudian muncullah alternatif itu kembali Pak Pramono Anung sebagai jalan tengah dari dua kutub ini," jelasnya.
"Pendukung Ahok ini kan banyak dari kelompok minoritas, banyak dari kelompok-kelompok yang ingin perubahan dari kemapanan, ingin yang namanya birokrasi bersih, public services yang efektif, gitu kan. Sementara di kubu Pak Anies banyak yang kemudian sangat peduli dengan isu agama, isu rohani, bagaimana membangun kultur keagamaan yang kuat, misalnya. Bagaimana keberpihakan terhadap pengusaha pribumi, mungkin seperti itu," sambungnya.
Karena hal tersebut, pilihan jatuh kepada Pramono-Rano Karno. "Jadi ini nanti yang mudah-mudahan dengan kebesaran hati Pak Ahok, Pak Anies, ada Mas Pram dan Pak Rano, misalnya, yang kemudian bisa menjadi jembatan," lanjutnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait: