Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PNRE Sebut Pemanfaatan Panas Bumi Bakal Tembus 2,6 GW di 2029

        PNRE Sebut Pemanfaatan Panas Bumi Bakal Tembus 2,6 GW di 2029 Kredit Foto: Ist
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Direktur Manajemen Resiko Pertamina New & Renewable Energy (PNRE) Iin Febrian mengungkapkan bahwa pemanfaatan energi panas bumi atau geothermal bakal tembus 2,6 Gigawatt di tahun 2029. 

        ”Kita telah memiliki langkah yang jelas bagaimana kita meningkatkan kapasitas yang terpasang. Dua kali lipat hingga 2029. Dari saat ini 672 (GW), kita harapkan nanti hingga 2029 mencapai 1,4 gigawatt ditambah dengan JOC (Joint Operation Contract)itu kita totalnya menjadi 2,6 gigawatt,” ujarnya dalam Kumparan Green Inisitive Conference 2024, di Jakarta, Rabu 25/09/2024.

        Meski begitu, pihaknya menyadari bahwa pengembangan panas bumi memiliki bottleneck (hambatan) cukup banyak. Untuk itu Pertamina dalam hal ini akan terus mencari solosi guna mengakselerasi panas bumi RI yang merupakan potensi terbesar dunia. 

        Baca Juga: Praktik LPG Oplosan Terungkap, Pertamina Beri Apresiasi Polres Subang

        Untuk diketahui, RI menyimpan potensi panas bumi mencapai 29 GW atau sekitar 40% dari potensi panasbumi dunia. Namun pemanfaatan potensi panas bumi Indonesia saat ini masih kecil, yaitu sekitar 2.597,51 MW atau baru sekitar 10,3% dari total potensi.

        ”Memang ada banyak tantangan terkait di sini dan kita harapkan tantangan tersebut dapat kita solusi dengan baik. Tadi sampaikan dari Pak Menteri terkait dengan investasi yang cukup besar per megawattnya,” lanjutnya.

        Iin merinci, selain investasi, sukses rate dari eksplorasi panas bumi hanya mencapai 50%. Jika pun dikembangkan (development) maka persentase ideal dari segi keekonomiannya, visibilitas, kelayakan harus mencapai 80%.

        ”Tapi memang itu masih terus didorong dan tentu butuh bantuan dari pemerintah dan tentunya kita berupaya menesolusi tantangan tersebut, risiko tersebut dengan mitigasi yang kuat. Salah satu yang krusial adalah bagaimana kita menggunakan teknologi yang terkini. Itu sangat support untuk tadi meningkatkan sukses ratenya dan juga menurunkan Capex-nya,” tutup Iin.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
        Editor: Amry Nur Hidayat

        Bagikan Artikel: