Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jelang RUA, Anggota Jakarta Golf Club Minta Pengurus Transparan

        Jelang RUA, Anggota Jakarta Golf Club Minta Pengurus Transparan Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Rapat Umum Anggota Jakarta Golf Club (JGC) harus dapat membawa perubahan signifikan terhadap perkembangan tempat golf legendaris di Indonesia tersebut. 

        "JGC adalah heritage bersejarah yang harus dikelola dengan profesional. Para pengurusnya harus benar-benar aware terhadap penataan dan pembenahan lapangan golf tersebut," kata Capt. Dr. Anthon Sihombing, MM., M.Mar., salah satu anggota JGC, di Jakarta, Selasa (8/10/2024).

        Rencananya, RUA JGC akan diadakan pada 27 Oktober ini, di Lobi JGC, Rawamangun, Jakarta Timur.

        Diakuinya, selama ini sebagai heritage, JGC nampaknya tidak mendapat perhatian dari pemerintah. Padahal, dari sisi perawatan lapangan dan lainnya cukup memakan biaya besar.

        Baca Juga: Palm Springs Golf & Country Club Batam Siap Tampung 'Eksodus' 50 Ribu Golfer Singapura

        "Sebagai lapangan golf tertua dan terbesar di Asia, JGC telah menjadi ikon para golfer di Indonesia dan mancanegara," kata Capt. Anthon Sihombing. 

        Menurut dia, harusnya JGC bisa mendapat bantuan dari Pemerintah Provinsi Jakarta. "Sebagai sebuah heritage, pemerintah harusnya memberikan perhatian terhadap pengelolaan JGC ini," lanjut Anthon.

        Klub golf ini menurut data, memiliki lebih dari 1.500 anggota. Tapi tentu tidak semuanya aktif, termasuk membayar iuran per tahun. "Di sini ada uang pangkal yang dibayar saat menjadi anggota dan uang iuran per tahun. Hanya saja pengelolaan keuangan JGC harus terbuka dan transparan, serta melalui audit independen," seru politisi senior Partai Golkar ini.

        Untuk itu, jelang RUA, Anthon meminta agar pengurus bisa memaparkan laporan keuangan yang sudah diaudit oleh akuntan independen. "Kalau kami melihat tidak ada perkembangan signifikan di JGC ini. Padahal, harusnya bisa pelan-pelan diperbaiki, tidak dibiarkan begitu saja,  agar lebih memadai," tukas mantan Ketua BURT DPR RI ini. 

        Di JGC sendiri, terdapat beberapa perkumpulan para golfer antara lain, Ale-Ale, Solid, JGC M, NBP, Bhineka, dan lainnya. "Pengelolaan JGC harus profesional. Karena itu dibutuhkan keberadaan Dewan Pengawas, sehingga pengelolaannya lebih memberi manfaat, baik bagi anggota, pekerja, maupun pengembangan JGC sendiri," usul politisi senior Partai Golkar ini

        Tak hanya itu, menurut Anthon, seyogyanya klub-klub yang ada di JGC diajak membentuk kepanitiaan. "Anggota berkeinginan agar jumlah pemilih, tata tertib RUA bisa dibagikan ke anggota sebelum Hari-H. Demikian juga niatan membentuk Dewan Pengawas bisa diakomodir," tegas Anthon.

        Intinya, para anggota ingin pengurus JGC sekarang harus lebih terbuka dan profesional menggelar RUA ini.

        Baca Juga: Popularitas Golf Simulator Melonjak Berkat Inovasi Teknologi

        Warisan bersejarah

        JGC merupakan lapangan golf pertama di Indonesia dan terbesar di Asia. Awalnya, terletak di Gambir dan diprakarsai oleh A.Gray dan TC Wilson, tahun 1872, dengan nama Batavia Golf Club. 

        Sempat pindah ke Bukit Duri pada tahun 1911, sebelum akhirnya menetap di Rawamangun, di atas tanah seluas 36 hektar, pada tahun 1934. Di masa pendudukan Jepang, tahun 1942, namanya dirubah menjadi Hoso Kyokai Golf Club. Namun, setelah Perang Dunia II, kembali mengalami perubahan nama menjadi Jakarta Golf Club.

        JGC juga dikenal sebagai tempat diplomasi pejabat negara. Mantan Presiden RI Soeharto yang menjadi member di JGC periode 1963-1998 ini kerap mengajak pemimpin negara lain main golf di JGC, antara lain, Ferdinand Marcos, Lee Kuan Yew, hingga Tun Abdul Razak. 

        Sejumlah pejabat negara pernah menjadi Presiden JGC antara lain, Laksamana E. Martadinata (Panglima Angkatan Laut), Ibnu Sutowo (Dirut Pertamina di era Orba), Soedomo (Pangkopkamtib), serta Bob Hasan (pebisnis).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Amry Nur Hidayat

        Bagikan Artikel:

        Berita Terkait